|
BATAM, KOMPAS - Banjir di sejumlah wilayah pada hari Minggu berangsur surut, Senin (29/4). Di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, tinggi genangan yang merendam 12 kelurahan sudah menyusut dari 80 cm menjadi tinggal 50 cm. Namun, 6 warga cedera. Turunnya tinggi genangan seiring meredanya hujan disertai sinar matahari terik. Di Batam, Kepulauan Riau, banjir juga berangsur susut. Sehari sebelumnya, seorang balita, Yoga Apri Nugroho (2), tewas terseret arus ketika sebagian wilayah kota tersebut tergenang air setinggi setengah meter. Terkait kejadian di Mandailing Natal (490 km selatan Medan), Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Risfan Juliardi Hutasuhut mengatakan, banjir terjadi akibat air Sungai Aek Mata meluap setelah hujan lebat. Ia menambahkan, terdapat 12 desa yang tergenang banjir. Desa-desa tersebut adalah Desa Panyabungan 1, Pasar Hilir, Panyabungan 3, Kayujati, Sigalapang Julu, Kampung Padang, Panyabungan Julu, Panyabungan Tonga, Panyabungan Jae, Adian Jior, Gunung Manaon, dan Pagaran Tonga. Saat banjir, warga tengah berada di rumah lantaran hujan deras. Akibatnya, enam warga terluka berat saat rumahnya rusak disapu banjir. Empat lainnya luka ringan. ”Ada yang luka robek dan juga patah tulang,” ujarnya. Pengungsi Para korban dilarikan ke rumah sakit. Pada Senin pagi tinggal dua korban yang dirawat di rumah sakit, sisanya sudah diperbolehkan pulang. Sementara itu, sekitar 800 keluarga yang sempat mengungsi ke tenda darurat atau masjid berangsur kembali ke rumah masing-masing. Hingga pada Senin siang tinggal puluhan pengungsi yang bertahan di tenda darurat lantaran rumah mereka belum dapat ditempati. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, topografi Mandailing Natal yang berupa pegunungan, rumah yang berada di bantaran sungai, serta kerusakan daerah aliran sungai jadi penyebab banjir tersebut. Sementara itu, tak kurang dari 900 rumah di Kecamatan Medan Belawan dan Medan Labuhan terendam banjir rob. Ketinggian air yang menggenangi rumah mencapai 40 cm. Sepekan terakhir, banjir melanda 18 desa di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akibat meluapnya Sungai Belayan, anak Sungai Mahakam. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sudah menawarkan relokasi sebagai solusi. Kepala Humas Pemkab Kutai Kartanegara Dafip Haryanto mengatakan, relokasi merupakan langkah tepat karena banjir di Tabang karena kejadian alam. Tawaran relokasi warga segera dibahas bersama kepala-kepala desa dan warga. Sebagian kepala desa setuju relokasi, asalkan tersedia listrik dan air bersih. (MHF/PRA/RAZ) Post Date : 30 April 2013 |