Air Bersih Impian Warga Jomblang, Kini Terwujud

Sumber:suarapembaharuan.com - 28 April 2014
Kategori:Air Minum
Selama 40 tahun lebih warga RT 11/RW 12 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari Kota Semarang hidup tanpa air bersih. Kebutuhan air warga dipenuhi dari air sungai dan sumber air, yang jauhnya belasan kilometer dari permukiman.

Air dari sungai dialirkan melalui pipa yang disambungkan ke rumah warga. Selain itu, warga membeli air bersih dari usaha warga lain yang memiliki sumur dengan harga seribu rupiah per drum.

Nur Azis, warga RT 11/RW 12 mengatakan, air sungai yang diambil warga hanya untuk keperluan mandi dan cuci. Sedangkan untuk kebutuhan minum, warga membeli dari usaha air perorangan yang bersumber dari sumur dan air depo isi ulang.

“Air sungai kotor sehingga hanya untuk mandi cuci saja. Selain itu kalau musim kemarau sungai kering sehingga kami sulit air,” katanya.

Permukiman di mana Azis dan ratusan kepala keluarga lainnya tinggal, berada di daerah perbukitan di kawasan Semarang Selatan. Kondisi topografi di daerah tinggi itu secara teknis tidak bisa dilayani pemerintah kota melalui sambungan air bersih PDAM. Oleh karena PDAM Tirta Moedal Kota Semarang tak bisa menjangkau dan melayani warga di sana.

Selain sulit air bersih, kondisi sanitasi warga juga jauh dari layak. Masih banyak warga yang tidak memiliki jamban layak. Sebagian warga yang sudah memiliki jamban kondisinya tidak layak, karena tidak memiliki resapan yang baik. Kondisi ini membuat jamban warga sering penuh dan meluber sehingga mencemari lingkungan.

USAID
Kondisi kesulitan air bersih dan sanitasi yang dialami warga di Jomblang menjadi perhatian dari United State Agency for International Development (USAID).

USAID melalui program Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) berkoordinasi dengan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) dan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang untuk dapat mengatasi persoalan tersebut.

Sejak tahun 2012, IUWASH bersama Pokja AMPL dan PDAM melakukan survai teknis dan sosial di Kelurahan Jomblang. Warga sangat mengharapkan bantuan sarana air bersih dan sanitasi, namun warga meminta agar sarana air bersih didahulukan.

IUWASH akhirnya sepakat untuk membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal dan penyediaan sarana air bersih warga di sana.

Namun, untuk sarana air bersih secara teknis tidak bisa dijangkau jaringan PDAM. Kondisi itu bisa diatasi jika dibangun sebuah reservoir air bersih yang akan menampung air PDAM dan mengalirkan ke rumah warga.

USAID IUWASH sepakat untuk membantu pembangunan reservoir dan PDAM akan menyediakan pasokan air bersih beserta sistem perpipaan transmisi dan distribusi sampai dengan ke sambungan rumah.

Sesuai permintaan warga dan kesepakatan para pihak, pembangunan reservoir didahulukan baru menyusul kemudian pembangunan IPAL Komunal. Bangunan reservoire yang dibantu IUWASH memiliki kapasitas 50 m3 dan mampu melayani 1.000 rumah tangga.

Sementara IPAL Komunal dengan sambungan perpipaan ke rumah warga direncanakan dapat melayani serus kepala keluarga. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Sabtu (26/4) meresmikan selesainya pembangunan dan mulai dimanfaatkannya reservoire dan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan IPAL Komunal. 

Acara berlangsung di RT 12/RW 11 Kelurahan Jomblang dan dihadiri Contracting Officer’s Representative (COR) USAID Indonesia, Heather D’Agnes dan Chief of Party (CoP) IUWASH, Louis O’Brien, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang beserta jajaran Dinas terkait serta masyarakat Jomblang.

Wali kota sangat berterimakasih kepada USAID IUWASH atas perhatian dan bantuan kepada warga kotanya. Pihaknya berpesan agar PDAM Tirta Moedal dapat melayani warga dengan optimal dan warga memelihara sarana yang telah dibangun dengan baik dan bertanggung jawab.

Dalam kesempatan itu, Heather D’Agnes mengatakan, pihaknya benar-benar menghargai usaha Pemerintah Kota Semarang, PDAM dan masyarakat Jomblang dalam bekerja sama meningkatkan akses terhadap penyediaan air minum dan sanitasi. Rerservoire ini dibangun untuk membantu orang-orang yang belum mampu mengakses layanan air bersih dari PDAM.

“Hal ini tidak hanya membawa manfaat langsung bagi masyarakat dalam hal penyediaan air, tetapi juga berfungsi sebagai contoh penting upaya kami berikutnya dalam memperbaiki kondisi sanitasi yang tergantung pada ketersediaan air,”kata Heather.

Wali kota menyampaikan, semua pihak, PDAM dan warga, harus sama-sama saling menjaga, jangan ada yang mau menang sendiri. PDAM menyediakan dan melayani air bersihnya, warga harus membayar rekeningnya. Dikatakan, sekarang kebutuhan air bersih warga sudah terlayani PDAM melalui reservoire yang dibantu USAID IUWASH. Tugas berikutnya adalah mengatasi kondisi sanitasi. Pihaknya juga berterimakasih karena USAID IUWASH akan membangun sarana IPAL Komunal.

“Semoga pembangunannya cepat selesai dan warga bisa segera memanfaatkan,” pesannya.

Dalam kesempatan itu, Heather D’Agnes membuka keran air milik warga. Air kucuran keran ditampung oleh Wali kota dalam sebuah kendi dan kemudian diberikan kepada salah seorang warga penerima manfaat, Suranto


Post Date : 28 April 2014