MAKASSAR (SI) – Sebanyak 15.000 pelanggan PDAM Makassar yang berada di wilayah utara-–timur kota,tak bisa menikmati air bersih secara maksimal selama 24 jam sehari.
Wilayah utara–timur kota tersebut meliputi Kecamatan Biringkanaya dan Ujung Tanah. Dampaknya, sejumlah pelanggan yang berada di dua kecamatan itu terpaksa menikmati air bersih PDAM selama dua jam saja per harinya, dengan debit air yang kurang. Direktur Teknik PDAM Makassar Rachmansyah mengungkapkan, penyebab tidak maksimalnya layanan air bersih di wilayah itu dikarenakan rusaknya pipa PDAM di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Panaikang II sepanjang 1,6 kilometer (km).
Dimulai dari Depan kantor IPA Panaikang, tepat di Makodam VII/Wirabuana hingga ke depan Gereja Aspol Tello. Hal itu disebabkan dampak pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah provinsi yang tidak memindahkan pipa PDAM dari badan jalan ke pinggir jalan sewaktu melakukan pelebaran dua bulan lalu. “Ada 30 titik pipa boster yang bocor dan itu menyebabkan kehilangan air yang cukup tinggi.”
”Untuk sementara, akibat terbatasnya dana perbaikan, dilakukan penanganan seadanya, dengan memperbaiki sambungan saluran yang bocor,”ujar dia. Rachmansyah mengakui, untuk melakukan perbaikan total dengan mengganti seluruh pipa dengan pipa asbes dibutuhkan dana yang cukup besar berkisar Rp2 miliar.
Saat ini sudah dilakukan pengusulan ke Badan Pengawas (BP) untuk memberikan petunjuk pengalokasian dana tersebut.Utamanya, itu bisa diakomodasi pada rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) PDAM perubahan. Perbaikan yang dilakukan seperti mengganti boster yang ada dan memindahkan seluruh pipa dari badan jalan ke pinggir jalan.
Memang, kata Rachmansyah, banyaknya kebocoran air berpengaruh pada debit dan volume air yang masuk ke pipa pelanggan. Jika biasanya air yang masuk tekanannya bisa mencapai empat atmosfer (atm) atau 40 meter kolom air,saat ini yang ada hanya kisaran tiga hingga dua atm. “Memang dampaknya sangat besar ke pelanggan karena mereka tidak bisa mendapat air bersih sesuai harapan.
Namun, kerugian juga diperoleh PDAM, mengingat per harinya ada sekitar 20 liter air per detik yang terbuang percuma ke jalan atau kisaran 400 kubik per liternya, ”ungkapnya. Menurut Rachmansyah, jika dukungan dana ada dan usulan ke Pemerintah Pusat melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk pengadaan boster bisa direalisasikan, bisa dipastikan warga yang tadinya hanya bisa menikmati air bersih terbatas,tentu setelah adanya alat ini bisa menikmatinya merata atau 1x24 jam.
Sebab, kehadiran alat itu mampu mengubah dan menambah suplai air sekitar 25 liter per detik. Warga Biringkanaya, Nurhayati mengakui, ketersediaan air bersih PDAM sangat terbatas, malah kerap kali dalam sehari air itu tidak mengalir. Padahal,musim ini bukan kemarau dan seharusnya layanan air bersih lancar ke pelanggan.
“Kami kan sudah melakukan kewajiban membayar rekening air, tapi kenapa pelayanan PDAM tidak maksimal.Justru merugikan masyarakat,”keluhnya. Sementara itu, Sekretaris BP PDAM Burhanuddin Odja menyatakan, usulan PDAM untuk melakukan perbaikan pipa sudah masuk dan saat ini tengah dilakukan pengkajian untuk dipikirkan sumber dana yang dipakai melakukan perbaikan.
“Insya Allah bulan depan usulan itu akan ada hasilnya, apalagi kan ini menyangkut maksimalisasi pelayanan PDAM ke masyarakat. Selain itu, jika dibiarkan, semakin lama kerusakan dan kehilangan air semakin bertambah,” ujarnya. (suwarny dammar)
Post Date : 10 Juni 2010
|