|
Pembuatan toilet sering dianggap sebagai solusi untuk
mengatasi masalah buang air besar (BAB) sembarangan di masyarakat. Sayangnya,
yang terjadi justru tak selalu seperti itu.
Ya, berdasarkan pengalaman Lilik yang sering bepergian ke
daerah-daerah terpencil dan melihat langsung kondisi di lapangan, BAB
sembarangan bagi sebagian masyarakat sudah menjadi kebiasaan. Bahkan ada pula
yang menganggapnya sebagai budaya atau tradisi.
"Dari beberapa studi, perubahan datangnya memang
harus dari kesadaran masyarakat. Toilet sudah dibuat, belum tentu masyarakat
mau pakai. Apalagi merawatnya," imbuh Lilik.
Ia sangat menyayangkan masih kurangnya perhatian
masyarakat terhadap masalah sanitasi. Dibandingkan dengan isu pendidikan atau
ekonomi, sanitasi yang sehat dan ideal kurang dianggap sebagai prioritas.
Padahal sanitasi yang buruk dampaknya bisa sampai pada
tingginya angka kematian anak-anak. Lilik menyebutkan salah satu efek buruknya
adalah diare. Diare sendiri merupakan penyebab utama kematian balita di
Indonesia.
"Efek kedua adalah stunting, yaitu di mana tinggi
badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Anak-anak itu butuh gizi, nah gizi itu
dipenuhi dengan kualitas air bersih dan praktik sanitasi yang sehat,"
lanjutnya. Post Date : 20 November 2014 |