|
Belum pupus dari ingatan kita bencana guncangan gempa di Tabuyung, Kecamatan Muara Batanggadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) yang menghancurkan 461 rumah penduduk beberapa minggu lalu, kini bencana alam banjir melanda Kecamaan Linggabayu. Sebanyak 14 rumah, satu mushala dan persulukan hanyut dan rusak parah. Menurut laporan Camat Linggabayu Ahmad Meinul Lubis, AP yang diterima Waspada di Perkantoran Pemkab Madina, Senin (25/4), bencana banjir terjadi di Desa Ranto Nalinjang, terjadi Minggu (24/4) malam sekira pukul 21:00. Saat itu sebagian warga desa sudah tertidur pulas. Di tengahtengah guyuran hujan lebat yang berkepanjangan pada malam itu, Aek (sungai) Rantolik meluap hingga sekira lima meter. Sebagian besar warga panik dan berhamburan ke luar rumah mencari tempat yang lebih aman. Mereka masih takut dan trauma gelombang tsunami yang meluluh lantakkan ratusan rumah di Pantai Barat Madina itu. Akibat meluapnya Aek Rantolik yang mengalir membelah desa itu, mengakibatkan dua rumah penduduk hanyut terbawa arus, 12, rumah lainnya rusak parah, satu unit langgar (surau) rusak dan satu unit rumah parsulukan rusak parah dihantam banjir besar itu. Di samping itu, sekira 70 hektar lahan penduduk yang mau dipanen telah rata dihantam banjir. Areal persawahan warga porakporanda, karena sudah tertimbun kayukayuan, batubatuan bercampur pasir, akibat tingginya genangan air yang melanda daerah itu. Hingga berita ini dikirimkan ke redaksi, musibah bencana banjir itu tidak ada korban jiwa, termasuk nama korban pemilik rumah yang hanyut dan hancur. Saat ini menurut laporan Camat Ahmad Meinul Lubis, Muspika Linggabayu sedang berada di lokasi banjir, untuk memberi bantuan sekaligus mendapatkan data akurat. Dari Pemkab Madina diperoleh keterangan Bupati Madina diwakili Asisten Ekokesos Drs Abdur Rajab di dampingi Kabag Sosial dan Kabag Humasy turun ke lokasi untuk melihat secara dekat kondisi banjir sekaligus membawa bantuan untuk penanggulangan sementara kepada masyarakat. (a21) (sh) Post Date : 26 April 2005 |