|
PELANGGAN air PT Aetra Air Tangerang di wilayah Cikupa dan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan soal buruknya kualitas air. Kualiatas air siap minum lewat keran rumah warga yang dikelola perusahan air swasta itu kotor. "Air siap minum melalui keran justru tak layak minum, sebab keruh dan kotor," kata Hardjono, warga Perumahan Telaga Bestari, Kabupaten Tangerang, kepada Jurnal Nasional, Minggu (20/10). Dikatakan, dalam beberapa hari terakhir ia dan puluhan warga perumahan itu mendapatkan saluran air tidak bersih. Padahal, sebagai pelanggan air bersih PT Aetra Air Tangerang, setiap hari warga perumahan itu mengandalkan air bersih siap minum tanpa dimasak yang langsung diambil dari keran air di rumah. Masalahnya, saat ini air yang sampai ke rumah warga berubah warna dan tidak jernih. “Airnya berwarna kuning, bau, dan berlumpur. Dengan kondisi air yang tidak layak itu, kami dan warga Perumahan Telaga Bestari tidak berani mengonsumsinya,‘ ujar ayah dua anak ini. Ia dan penduduk sekitar berharap PT Aetra Air segera memperbaiki kualitas air minum untuk warga. Kualitas air yang buruk itu tak mungkin dikonsumsi. Bahkan, hal itu terjadi sejak dua minggu lalu. “Untuk masak dan mandi saja tidak layak,‘ ujar Hardjono lagi. Seyogyanya, menurut Hardjono, tarif air yang dibayar mahal sebanding dengan kualitas air yang diterima. Namun, faktanya tidak demikian. Aetra mematok harga Rp4,5 per liter atau Rp4500 per meter kubik untuk pelanggan rumah tangga, dan Rp13,2 per liter untuk golongan industri. Dibandingkan tarif air PDAM Tirta Kertaharja milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, tarif air Aetra jauh lebih mahal. “Tapi, bagaimana pelanggan mau minum jika airnya seperti ini? Kami sudah bayar tarif mahal, tapi air yang didapat seperti ini,‘ kata Hardjono, kesal. Sejauh pengamatan Jurnal Nasional, di rumah warga Kompleks Cluster Harmony, Perumahan Telaga Bestari, air minum yang mengucur dari keran dan di bak mandi memang kotor. Warnanya kuning kecokelatan. Sama dengan kualitas air di Sindang Jaya, yang juga kuning kecokelatan. Serpihan tanah mengendap di dalam bak mandi dan bertumpuk menjadi lumpur. Dengan kualitas air yang seperti itu, warga tidak berani menggunakannya untuk keperluan memasak dan minum. “Pertama kali menjadi pelanggan Aetra, kualitas air memang jernih. Tetapi, lama kelamaan air berubah warna dan kotor. Tidak layak untuk dimasak,‘ kata pelanggan air Aetra lainnya, Khusnu Iqbal. Hampir satu tahun ini, warga di kecamatan Pasar Kemis, Rajeg, Cikupa dan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, telah menikmati air bersih yang diproduksi PT Aetra Air Tangerang. Proyek air bersih ini hasil kerja sama swasta dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang menargetkan melayani sekitar 77 ribu pelanggan rumah tangga dan industri. Juru bicara PT Aetra Air Tangerang, Edi Satria, tak membantah soal adanya keluhan pelanggan air di Cikupa dan Sindang Jaya tentang kualitas air PT Aetra Air Tangerang. “Kami sudah menindaklanjuti keluhan warga dengan memperbaiki jaringan pipanisasi yang mengalirkan air sampai ke rumah warga,‘ katanya. Dijelaskan, kualitas air yang tersalurkan ke pelanggan PT Aetra Air Tangerang kotor karena pihaknya sedang melakukan perluasan jaringan pipa air di wilayah Kabupaten Tangerang. “Ada perluasan jaringan yang rusak sehingga pipa dimasuki lumpur. Terkait keluhan para pelanggan, kami sudah perbaiki,‘ kata Edi, Minggu (20/10). Post Date : 21 Oktober 2013 |