|
JAKARTA -- Pasokan air minum masih terputus di 14 kecamatan di seluruh Jakarta. Produksi air minum terganggu akibat rusaknya peralatan instalasi pengolahan air minum akibat banjir. Gangguan itu menyebabkan 125.323 pelanggan--dari total 744.441 pelanggan Perusahaan Air Minum Jakarta (PAM Jaya)--tak bisa mendapatkan air bersih. "Kami minta kepada dua mitra PAM untuk melakukan normalisasi kemampuan produksi pekan ini," kata Direktur PAM Jaya Didit Haryadi di Jakarta kemarin. Operator air minum PT Thames PAM Jaya baru beroperasi 68,89 persen. Dari total 374.211 pelanggan, baru terlayani 248.888 pelanggan. Pelanggan yang masih belum mendapatkan kucuran air bersih ada di 14 kecamatan, dari total 44 kecamatan di Jakarta. Di Jakarta Utara, pasokan air terhenti di Kelapa Gading, Cilincing, Koja, Tanjung Priok, dan Pademangan. Adapun di wilayah Jakarta Timur, gangguan air minum terjadi di Cakung, Pulogebang, Cipayung, Jatinegara, Ciracas, Duren Sawit, Makasar, Pasar Rebo, dan Kramat Jati. Gangguan itu terjadi lantaran instalasi pengolahan air minum di Buaran terendam banjir dan belum selesai diperbaiki hingga kini. "Butuh dua minggu untuk melakukan perbaikan karena banyak alat yang perlu diganti," kata Didit. Direktur Eksternal dan Komunikasi Thames PAM Jaya Ramses Simanjutak mengatakan instalasi Buaran bisa memproduksi 5.000 liter per detik dalam keadaan normal. Namun, hingga Senin lalu, instalasi itu hanya sanggup memproduksi 2.200 liter per detik. Kerusakan utama instalasi tersebut terjadi pada panel-panel listriknya sehingga harus diganti semua. "Ruang pompa transmisi, distribusi, dan dinamo, semua terendam. Sekarang pompa distribusi sudah tertanam, tapi belum berfungsi optimal," ucap Ramses. Kini Thames hanya mengandalkan instalasi Pulogadung, yang kemampuan produksinya mencapai 4.000 liter per detik. Adapun PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja)--operator air lainnya--menyumbangkan pasokan air 200 liter per detik. Palyja memang sudah beroperasi normal, meskipun dua instalasinya, yakni Cilandak dan Kebon Jeruk, masih rusak. Palyja sudah bisa melayani semua pelanggannya sebanyak 350.230 orang. Bantuan air bagi pelanggan Palyja didatangkan dari instalasi Pejompongan, yang bisa memproduksi air di atas kapasitas normal, yakni 6.354 liter per detik. Wakil Presiden Direktur Palyja Herawati Prasetyo mengatakan, akibat banjir setinggi 2 meter yang merendam instalasi Cilandak, banyak panel yang nilainya ratusan juta rupiah masih rusak. Sampai Senin malam lalu, instalasi itu belum bisa beroperasi. "Baru normal dua minggu lagi," ujarnya. Didit mengatakan kerusakan di instalasi itu tak akan dibebankan kepada pelanggan karena kedua operator air minum telah mengasuransikan peralatan mereka. Namun, dia meminta masyarakat tak menambah beban kerusakan akibat banjir itu dengan merusak jaringan air. Soal kompensasi bagi pelanggan yang belum mendapatkan air minum, Didit mengatakan itu hanya bisa diberikan apabila kondisi tersebut terjadi selama tiga bulan. "Tapi ini kan baru seminggu, jadi belum ada aturannya," katanya. YUDHA SETIAWAN Post Date : 14 Februari 2007 |