Kota Surabaya di Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah Hari
Peduli Sampah 2014. Di antara alasannya, Kota Surabaya dinilai berhasil
mengelola sampah. Bagaimana cara kota ini mengelola sampahnya?
Menurut
Wali Kota Tri Rismaharini, Surabaya menghasilkan rata-rata 1.200 ton sampah per
hari. Sampah tersebut tidak dibuang, tetapi dimanfaatkan kembali.
Pemanfaatan
kembali itu berupa pengolahan sampah menjadi kompos untuk tanaman di taman
kota, untuk bahan pembangkit listrik, dan sebagian lagi direproduksi menjadi
bahan yang bernilai ekonomis.
"Kami
mau bangun tempat pengolah kompos dan tempat khusus pengolah sampah menjadi
bahan pembangkit listrik berkapasitas 40.000 watt di tiga kecamatan," kata
Risma seusai acara Deklarasi Menuju Indonesia Bersih 2020 di halaman Balaikota
Surabaya, Senin (24/2/2014).
Konsep
pemanfaatan sampah sebagai bahan pembangkit listrik sebelumnya juga sudah ada
di tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Keputih. "Bahkan di sana
kapasitasnya sudah 60.000 kilowatt," tambahnya.
Risma
mengaku bersyukur bahwa warga kota sudah mulai berpikir memanfaatkan sampah
menjadi bahan yang bernilai ekonomis, baik oleh lembaga maupun perorangan.
Pemerintah Kota Surabaya juga melatih banyak fasilitator lingkungan, mulai dari
ibu-ibu rumah tangga sampai kalangan pelajar.
Selain
itu, kerap pula digelar lomba kebersihan di kampung-kampung yang memicu
masyarakat peduli terhadap lingkungan. "Prinsipnya, semakin sedikit sampah
dibuang ke TPA, semakin baik," pesan Risma.
Post Date : 25 Februari 2014
|