|
Indonesia menargetkan 100 persen akses untuk air minum dan sanitasi bisa dicapai di 2019 mendatang. Djoko Kirmanto Menteri Pekerjaan Umum mengatakan ini, sesudah membuka Stakeholder's Forum of Indonesia International Water Week 2014, di Grand City, Rabu (21/5/2014).
Menurut Djoko, capaian 100 persen akses air minum dan sanitasi harus diraih, karena sejalan dengan komitmen Rio +20 untuk mencapai akses air minum yang terjangkau dan berkelanjutan. "Untuk mencapai target universal access di tahun 2019, Indonesia membutuhkan sekitar Rp 274,8 triliun atau sekitar 27 miliar USD untuk pengembangan air minum, sedangkan untuk pengembangan sanitasi layak, dibutuhkan Rp 385,3 triliun atau sekitar 39 miliar USD," jelas Djoko.
Pendanaan sebesar itu menurut Djoko, tidak dapat ditanggung sendiri pemerintah,tapi harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan diantaranya pemerintah daerah, pengelola air minum dan sanitasi, swasta, bank nasional, lembaga internasional, negara donor, dan masyarakat.
"Selain dukungan pembiayaan, dibutuhkan uga pengembangan teknologi inovatif untuk mendukung pengembangan air minum dan sanitasi yang lebih efektif dan efisien," papar Djoko.
Sementara Imam S Ernawi Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum mengatakan, pertemuan semua pihak berkepentingan dalam forum internasional di Surabaya ini, merupakan langkah awal pemerintah untuk menyiapkan pelaksanaan Indonesia International Water Week yang akan dilaksanakan 2015 mendatang di Jakarta.
"Dalam forum itu akan dibahas beberapa isu dan solusi kreatif dalam menghadapi target post MDGs 2015," kata Imam.
Selain itu, dalam forum internasional ang akan digelar tahun depan juga akan dibahas tentang kontribusi air minum dan sanitasi pada Preparatory Meeting Habitat Asia Pacific Region di Indonesia.
Post Date : 22 Mei 2014 |