|
GROBOGAN - Sebanyak 14 desa di Kecamatan Kradenan, Grobogan, sampai kemarin masih kekurangan air bersih, meski daerah itu sudah beberapa kali diguyur hujan. Demikian dikatakan Camat Mat Suberi, kemarin. Dia mengungkapkan, warga di daerah itu lebih banyak disibukkan dengan kegiatan mencari air di sendang dan belik sungai. Sebab, sumur-sumur penduduk masih kering, lantaran hujan yang turun belum mampu membasahi tanah pekarangan ataupun sawah hingga kedalaman 1-2 meter. Bagi penduduk yang ekonominya cukup, mereka memilih membeli Rp 1.000/jerigen daripada mencari air di sendang. ''Mencari air di sendang itu menyita waktu. Selain jaraknya jauh dari rumah, kadang antre panjang,'' katanya. Setiap hari petani di daerah tersebut juga lebih banyak disibukkan dengan kegiatan mencari air bersih daripada bertani atau beraktivitas lain. Di sisi lain, mereka juga belum dapat mengolah sawah untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman produktif, karena sampai kemarin hujan belum turun. ''Petani di Banjarsari dua kali menanam kedelai, tetapi gagal total karena hujannya tidak stabil,'' tuturnya. Hemat Air Menurut camat, warga daerah tersebut betul-betul harus hemat air. Namun, mereka setiap hari tetap bisa minimal dua kali sesuai aturan kesehatan. Bahkan, untuk wudu pun air harus diirit. Caranya, air dimasukkan ke kaleng bekas cat yang sudah dilubangi dengan paku. Dengan demikian, kaleng isi 20 liter bisa digunakan untuk wudu semua anggota keluarga. ''Di Purwodadi memang kita bisa mandi dengan sepuas-puasnya, karena air dari Kedungombo masih cukup melimpah. Tetapi, di Kradenan, kami tak bisa mengandalkan air waduk seperti itu. Sebab, di daerah tersebut tidak ada bendungan yang mampu menampung air hujan hingga musim kemarau,'' ujarnya. Waduk yang ada, kata Suberi, umumnya mengering, termasuk bendungan yang ada di Bago, Pakis, dan lainnya. Saat ini di daerah Kradenan sudah dipasangi jaringan air bersih. Air itu rencananya akan diambilkan dari Sendang Coyo Pulokulon dan sendang-sendang lain, yang airnya memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga. ''Kami berharap jaringan tersebut segera difungsikan, sehingga warga Kradenan dan sekitarnya tidak lagi direpotkan oleh persoalan air bersih,'' imbuhnya. Camat mengusulkan, di daerahnya perlu dibangun embung di sawah-sawah ataupun bangunan dalam bentuk lain, yang mampu menampung air hujan dalam debit besar. Dengan demikian, saat kemarau, airnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bertani ataupun memenuhi kebutuhan sehari-hari. (A23-18h) Post Date : 20 November 2006 |