|
TULANG BAWANG, KOMPAS — Tingginya curah hujan di Lampung, sejak Minggu hingga Selasa (14/1), membuat Sungai Tulang Bawang meluap dan menggenangi tujuh kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang. Banjir membuat sekitar 9.000 warga di tujuh kecamatan di Tulang Bawang terpaksa mengungsi. Genangan air paling tinggi, mencapai 3 meter, terdapat di Kecamatan Menggala, Rawa Pitu, dan Dente Teladas. Kompas pun, Selasa kemarin, dilarang memasuki wilayah yang tergenang di Menggala karena rawan. Di empat kecamatan lain, ketinggian air 60 sentimeter hingga 1 meter. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulang Bawang Noermal di Posko Pasar Lama Menggala, Selasa, mengatakan, banjir menggenangi rumah yang ditinggali 4.526 keluarga di tujuh kecamatan. Sekitar 9.000 jiwa mengungsi. Selain menggenangi Kecamatan Dente Teladas, Rawa Pitu, dan Menggala, air bah juga melanda Kecamatan Menggala Timur, Gedung Aji, Penawar Aji, dan Gedung Meneng. Warga khawatir banjir semakin parah karena hingga Selasa sebagian wilayah Tulang Bawang terus diguyur hujan deras. ”Biasanya air bah naik pada Februari,” kata Noermal. Di daerah Palembang, Bugis, dan Cakat Nyenyek di Kecamatan Menggala, mayoritas rumah yang tergenang banjir didirikan di atas tanah rawa. Warga biasa membangun rumah panggung hingga 2-3 meter di atas rawa. Wakil Bupati Tulang Bawang Heri Wardoyo menuturkan, banjir kali ini merupakan siklus 10 tahunan. ”Hal serupa pernah terjadi tahun 1994 dan 2004. Kami melalui BPBD sudah mengantisipasi dengan mendirikan posko sejak Desember lalu,” katanya. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang baru memenuhi 500 tenda dari 1.000 tenda yang dibutuhkan warga di pengungsian. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Lampung Budiharto menambahkan, pengungsi korban banjir di Tulang Bawang kebanyakan mendirikan tenda di tanggul penangkis dan pinggir jalan. Sebagian warga bertahan tinggal di atap rumah mereka sambil menunggu bantuan. Batanghari meluap Dari Jambi dilaporkan, hujan yang turun setiap hari dalam sepekan terakhir di wilayah hulu menyebabkan air Sungai Batanghari meluap. Banjir menggenangi sekitar 5.500 rumah di Kota Jambi serta Kabupaten Bungo, Merangin, Tebo, dan Sarolangun. BPBD Provinsi Jambi menetapkan status Siaga bencana banjir. Di Kota Jambi, dua kelurahan yang mengalami banjir, yaitu Legok dan Danau Sipin, berjarak 300 meter hingga 500 meter dari Sungai Batanghari dan Danau Sipin. Lebih dari 400 rumah terendam banjir. Kedalaman air mencapai lebih dari 1 meter. ”Airnya naik dan surut dengan cepat. Dalam sebulan ini, Sungai Batanghari sudah dua kali meluap,” ujar Hidayat, Ketua RT 027 Kampung Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Selasa. Banjir menimpa 25 desa di Kabupaten Bungo, 6 desa di Kabupaten Sarolangun, dan 2 desa di Merangin. Kepala BPBD Kabupaten Merangin Makmur menuturkan, banjir pada akhir pekan lalu di Kecamatan Tabir Selatan, Tabir Ilir, dan Tabir Timur merendam 830 bangunan. Sementara itu, di Sumatera Selatan, sekitar 200 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Musirawas Utara tergenang banjir dari luapan dua sungai besar di kawasan tersebut. Banjir juga memutus jalan di kawasan itu. Hingga Selasa, banjir hingga setinggi 50 sentimeter masih menggenangi sejumlah rumah warga dan jalan di Kecamatan Rupit, Karang Dapo, dan Rawas Ilir. Banjir berasal dari luapan Sungai Rawas dan Sungai Rupit di kawasan itu. Sejumlah warga pun terpaksa mengungsi. Air bah dilaporkan melanda Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Selain itu, air bah juga menimbulkan longsor di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. (IRE/JON/ITA/GER/COK/ZAK) Post Date : 15 Januari 2014 |