|
REMBANG - Kekeringan di wilayah Rembang kian meluas. Sudah ada 132 desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Pemkab Rembang. Kepala Bagian Kesra Wahyoe Oetomo SH mengemukakan hal itu kepada Suara Merdeka yang menghubungi di ruang kerjanya, kemarin. Meski sudah banyak desa yang minta bantuan air bersih, pihaknya belum bisa memenuhi permintaan itu. Alasannya, sesuai dengan kesepakatan tim pengendali bencana alam, pengedropan air bersih ke desa-desa rawan kekeringan baru akan dilaksanakan Juni mendatang. Ditanya mengapa harus menunggu sampai Juni, Wahyoe menjelaskan, hal itu untuk menyesuaikan dengan jumlah anggaran, khususnya untuk pos anggaran bencana alam. ''Terus terang saja, pos anggaran untuk bencana alam yang tercantum pada APBD 2005 cuma Rp 100 juta. Anggaran tersebut tak hanya untuk mengedrop air, tapi juga untuk menanggulangi bencana alam lainnya,'' ujarnya. Dari persoalan itulah, menurutnya tim pengendali bencana alam sepakat untuk menunda pengiriman bantuan air bersih ke desa-desa rawan kekeringan. Sebab kalau dilaksanakan sekarang, dikhawatirkan akan timbul masalah. Misalnya, dana habis sebelum sampai di puncak kekeringan. Mengenai kemungkinan penambahan dana melalui perubahan APBD menurutnya hal itu bisa saja dilakukan. Namun untuk melakukan pengajuan tambahan dana itu butuh waktu. Itu pun bila disetujui DPRD jumlah dananya tidak besar. Wahyoe meminta pihak swasta atau lembaga di luar Pemkab untuk bersama-sama membantu warga yang sedang kesulitan mencari air bersih. Misalnya melalui bantuan air ke desa-desa rawan kekeringan. ''Kalau semua pihak mau bersama-sama memberikan bentuan air, saya yakin akan disambut gembira oleh warga,'' katanya. (jl-44n) Post Date : 28 Mei 2005 |