[PALOPO] Banjir disertai tanah longsor melanda Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), 13 orang tewas, puluhan korban luka-luka, ratusan warga kehilangan tempat tinggal dan jalur jalan Palopo - Toraja terputus.
Lokasi bencana, tepatnya berada di Desa Tanete dan Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, sekitar 30 kilometer (km) dari Kota Palopo. Banjir tersebut diawali hujan deras yang terjadi Minggu (8/11) sekitar pukul 22.00 Wita hingga dini hari. Sungai Padang Lampe meluap mengakibatkan terjadinya longsor di beberapa titik, menimbun rumah warga, menumbangkan tiang listrik, serta merusak sejumlah fasilitas umum.
Wali Kota Palopo Andi Pateddungi Tanriadjeng yang dihubungi, Senin (9/11) malam mengatakan, laporan sementara menyebutkan, jumlah korban tewas 13 orang, sembilan di antaranya sudah ditemukan dan empat lainnya masih dalam pencarian, diduga tertimbun tanah longsor atau terbawa arus sungai.
Nama-nama korban tewas yang dihimpun Kepala Bagian Humas Palopo Hermawan Irfan, masing-masing Jisman (20), Basra (13), Mail (17), Oddang (11), Ramuna (80), Radipa (39), Nuri (70), Alamak (45), dan Samsir (25), sedangkan empat lainnya Hamriani (5), Ira (13), Faisal (14), dan Edi (20) belum ditemukan.
Korban yang mengalami luka parah yaitu Jimmi (13), Jibran (6), Wandi (30), Pigo (6), Usdi (18), Epi (16), Rika (5), Juwita (4), Habiba (35), Masai (29), Siati (40), Sita (24), dan Pingki (10).
Saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, hujan deras yang terjadi Minggu malam disertai suara gemuruh akibat longsor, warga panik dan banyak yang berusaha melarikan diri, namun di antaranya ada yang terseret banjir.
Sangat Rawan
Menurut Tenriadjeng, lokasi kejadian di poros Palopo-Toraja km 18 itu memang sangat rawan, terdapat 51 titik longsor dan tak layak untuk dijadikan lokasi permukiman karena kondisi perbukitan terjal, tetapi warga tetap bertahan di sana.
Komandan Kodim 1403/ Sawerigading Letkol Inf Dede Idrazat telah mengerahkan pasukan untuk membantu tim SAR melakukan pencarian korban bersama aparat Kepolisian Resor Palopo..
Menurut Hermawan, enam korban yang ditemukan selamat kini dirawat di Rumah Sakit Sawerigading Palopo dan ratusan warga mengungsi ke posko yang telah dilengkapi dapur umum di dua gedung sekolah dasar di Kelurahan Battang.
Wali Kota Palopo mengatakan, pencarian korban dan pembersihan di titik longsor akan dilanjutkan Selasa (10/11), untuk mempercepat pembukaan akses jalan yang terputus sepanjang lebih 10 km, Pemerintah Kota Palopo telah meminta bantuan alat berat dari Pemerintah Provinsi Sulsel.
Tanriadjeng belum bisa memastikan nilai kerugian yang dialami akibat bencana tersebut, namun menurutnya, akibat banjir dan longsor, jaringan listrik yang baru dipasang sepanjang 5 km terputus, pipa instalasi PDAM juga terputus sepanjang 1 km, dan untuk melakukan perbaikan dibutuhkan waktu yang cukup lama. [WMO/148]
Post Date : 10 November 2009
|