13 Rumah Terendam Luapan Sungai Citepus

Sumber:Koran Sindo - 15 April 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG(SI) – Sedikitnya 13 rumah di RT 04/07 Kelurahan Pajajaran,Kecamatan Cicendo,Kota Bandung,terendam banjir setinggi satu meter akibat meluapnya air Sungai Citepus.

Peristiwa tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Kota Bandung pada Senin (13/4) sekitar pukul 14.00 IWB. Selain merendam 13 rumah di Jalan Citepus II, luapan Sungai Citepus juga mengakibatkan tembok penahan air atau kirmir setinggi 2 meter dengan lebar 12 meter yang langsung bersebelahan dengan rumah warga,jebol.

Akibatnya, tembok rumah milik Darsono, 54, yang berada tepat di bantaran sungai pun ikut jebol. Banjir yang melanda kawasan tersebut baru surut sekitar pukul 18.00 WIB. Darsono mengungkapkan, peristiwa bermula saat hujan deras sekitar pukul 16.00 WIB. Saat kejadian, dia bersama warga lainnya sedang membersihkan sungai dari sampah dan jalan di sekitar jembatan agar air mengalir lancar dan tidak masuk ke pemukiman warga.

“Saya tidak tahu persis kejadiannya, yang jelas tiba-tiba benteng penahan sungai jebol karena air datang dari perumahan warga ke sungai. Jebolnya saya rasa karena air terlalu deras,” ujarnya saat ditemui SI di lokasi kejadian kemarin. Jebolnya tembok benteng tersebut berimbas juga pada jebolnya dinding rumah Darsono.

Akibatnya, barang-barang miliknya ikut terbawa arus air Sungai Citepus. “Lemari pakaian dan isinya ikut terbawa arus. Barang-barang hanya beberapa yang tersisa. Untuk pakaian dan lain-lain sudah habis semua,”ujarnya.

Lantaran rumahnya rusak parah, Darsono dan istrinya terpaksa mengungsi ke rumah anaknya. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Pasalnya, saat kejadian Darsono beserta istrinya sedang tidak ada di rumah. Dia sendiri heran dengan jebolnya tembok benteng tersebut. Sebab, tembok tersebut sudah diperbaiki sekitar 2002 lalu dan ditinggikan hingga 5 meter dari permukaan sungai.

“Banjirnya sih tidak terlalu lama karena warga langsung sigap dan membuka semua saluran air yang mengalir ke sungai. Beberapa warga memang memilih mengungsi, termasuk saya,” katanya.

Menurut dia, ini merupakan banjir terparah selama kurun waktu tujuh tahun terakhir. Warga terakhir kali tertimpa musibah banjir sekitar 2002 dan saat itu pula dilakukan perbaikan tanggul sungai. Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda yang berkunjung ke lokasi kejadian pada Senin (13/4) malam, memberikan bantuan Rp500.000 untuk warga setempat. “Bantuan dari Pak Ayi kami pergunakan untuk memperbaiki tembok sungai yang jebol serta untuk tambahan konsumsi warga yang bergotong-royong,”paparnya.

BMP Tak Punya Dana

Sementara itu, Kepala Dinas BMP Kota Bandung Rusjaf Adi Menggala mengaku, Pemkot Bandung belum berencana memperbaiki dan membangun kembali tembok Sungai Citepus yang roboh.Sebab,pihaknya tidak memiliki dana khusus untuk perbaikan infrastruktur yang sifatnya bencana.

“Kami ada anggaran perbaikan, tapi untuk perbaikan infrastruktur yang sudah diprogramkan. Jadi kami tidak punya dana untuk perbaikan kejadiankejadian yang sifatnya mendadak seperti ini,”ungkap Rusjaf saat dihubungi SI kemarin.

Dana perbaikan yang sudah dianggarkan di Dinas BMP untuk 2009 ini meliputi perbaikan Sungai Cipagalo, Panyileukan, Cipariuk, Cisalatri, dan Cingiset. Dia berharap masyarakat tidak terlalu mengharapkan bantuan dari pemerintah, tapi secara swadaya memperbaikinya. “Sulit kalau harus memperbaiki dalam waktu dekat karena kami tidak punya dana. Anggaran kita kan terbatas untuk perbaikan infrastruktur,” ucap Rustaf. (wisnoe moerti)



Post Date : 15 April 2009