13 Desa Tergenang dan 44 Rumah Rusak

Sumber:Suara Pembaruan - 27 Juni 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
[KUPANG] Hujan lebat yang mengguyur wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan 13 desa di Kabupaten Belu tergenang akibat meluapnya Sungai Benenain. Sementara itu, empat unit jembatan ambruk dan 44 rumah warga di Kabupaten Ngada dan Nagekeo mengalami rusak berat akibat dilanda banjir bandang.

Bupati Belu, Joachim Lopez, ketika dihubungi SP lewat telepon selulernya, Rabu (27/6) pagi mengatakan, luapan Sungai Benenain menggenangi wilayah 13 desa di Kecamatan Malaka Barat, Selasa (26/6) dini hari dengan ketinggian rata-rata 1,5 meter. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, meskipun terjadi sekitar pukul 03.00 Wita.

Dijelaskan, warga 13 desa tersebut hingga kini masih bertahan di rumahnya masing-masing karena konstruksinya berupa rumah panggung. Belum ada laporan warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman karena ketinggian air belum mencapai lantai rumah panggung yang ada. Jika hujan terus mengguyur dalam intensitas yang lebih besar dan menyebabkan genangan air terus meninggi, dipastikan warga akan mengungsi ke perbukitan sekitarnya.

Menurut Lopez, luapan banjir Sungai Benenain merupakan banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU), di mana terdapat puluhan anak sungai kering di kawasan pegunungan di dua kabupaten tersebut yang bermuara ke Sungai Benenain. Sehingga, bila turun hujan lebat di kawasan pegunungan, dipastikan terjadi banjir yang meluap dan menggenangi 13 desa yang terletak di dataran pesisir selatan Belu tersebut.

Korban Jiwa

Secara terpisah, Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kabupaten Ngada, John Oematan mengatakan, empat unit jembatan di wilayah Ngada dan Nagekeo ambruk setelah banjir menggerus tembok penyokong jembatan. Timbunan material longsoran tebing juga menimbun sejumlah titik di beberapa ruas jalan yang ada.

Akibatnya, arus transportasi dari Bajawa menuju Ende dan sejumlah desa lumpuh total. Hingga kini sejumlah alat berat telah dikerahkan ke berbagai lokasi longsoran untuk menyingkirkan material longsoran. Sedangkan empat unit jembatan yang ambruk tersebut akan disurvei agar dapat dibangun kembali. Sehingga arus transportasi ke desa-desa yang ada kembali normal.

Sekretaris Kabupaten Ngada, Simon David Bolla lewat telepon selulernya mengatakan, longsoran yang menimbun badan jalan terdapat di KM 14 jurusan Bajawa-Mataloko. Juga pada ruas Mataloko-Were dan Malanuza-Maumbawa.

Sementara itu, enam rumah terendam lumpur dan satu unit rumah lainnya rusak berat. Banjir bandang juga memporak-porandakan lima hektare sawah milik warga yang sudah siap panen.

Dikatakan, sejauh ini belum ada laporan menyangkut korban jiwa. Untuk mengantisipasi bencana banjir tersebut, pemerintah Ngada telah mendistribusikan bantuan satu ton beras untuk dibagikan kepada para korban yang membutuhkan. Demikian pula, bantuan obat-obatan dan barang kebutuhan lainnya sementara dipersiapkan untuk dikirimkan ke lokasi. [120]



Post Date : 27 Juni 2007