|
BOJONEGORO (MI): Hingga kemarin, 13 desa di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, masih terisolasi. Meskipun begitu, banjir berangsur surut di sebagian wilayah tersebut. Genangan air di permukiman warga yang semula mencapai 2 m, kini berangsur turun hingga 1,5 m. Surutnya, genangan di permukiman warga itu lantaran tanggul darurat Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, jebol sepanjang 30 m. Akibatnya, sekitar 4.200 ha tanaman padi di 10 desa di sekitar lokasi terendam banjir. Ke-13 desa yang masih terisolasi tersebut meliputi enam desa, di antaranya berada di Kabupaten Bojonegoro. Yakni, Desa Talok, Mlaten, Pilangsari, Sudu, Tulungrejo, dan Sumbangtimun. Sementara tujuh desa lainnya berada di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, yang meliputi Desa Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorejo, Campurejo, Banjararum, Sumberejo, dan Ngadirejo. ''Untuk menuju desa tersebut, hanya bisa dijangkau dengan naik perahu,'' kata Nurul Azizah, Camat Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, kepada Media Indonesia, kemarin. Surutnya genangan air di wilayahnya membuat sebagian warga yang semula mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing. Saat ini, lanjutnya, tinggal sebagian warga yang mengungsi di sepanjang jalan nasional Bojonegoro-Cepu yang masih bertahan beserta hewan ternak mereka. Di Tuban, Jatim, meski sebagian wilayahnya banjir berangsur surut. namun, ratusan pengungsi beserta hewan ternak mereka masih bertahan di tenda darurat. Pasalnya, air masih mengenangi permukiman warga setinggi 1,5 m. Aliran listrik di desa itu juga masih dipadamkan sejak tiga hari terakhir. ''Bahkan sampai hari ini kami belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah,'' jelas Suripan, warga Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel. Di wilayah Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, banjir yang melanda 15 desa dari total 16 desa yang ada di kecamatan itu makin naik. ''Kini, air sudah naik ke ruas jalan setinggi 5-10 cm,'' kata Budi Prijo, Kepala Balai Pelayanan Lalu Lintas, dan Angkutan Jalan Wilayah VII. Di Palembang, Sumsel, ancaman banjir akibat luapan Sungai Musi mulai dirasakan beberapa penduduk yang bermukiman di tepian sungai. Serangan banjir mulai merendam halaman rumah penduduk dan jalan-jalan permukiman dengan ketinggian rata-rata 10 cm, mata kaki. Diprediksi, banjir meluas karena hujan semakin tinggi intensitasnya, sedangkan air Sungai Musi terus pasang. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Jumat (14/3) kemarin, di permukiman kawasan Sungai Sekanak, misalnya, ketinggian air sungai tersebut sudah naik dan masuk halaman rumah warga akibat luapan Sungai Musi yang memang pasang dan meluber akibat hujan. Kepala Subdinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pekerjaan Umum (PU) Pemkot Palembang Yahya Ilyas mengatakan proyek penanggulangan bencana banjir di Palembang bertujuan mengatasi 50 titik rawan banjir di 16 Kecamatan. Di wilayah tersebut, dibangun drainase, pompa, dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir akibat hujan dan luapan Sungai Musi. Untuk itu, disiapkan dana Rp38 miliar dalam APBD 2008. Di Batam, saluran air begitu buruk. Akibatnya, setiap kali hujan, timbul banjir. Ditambah lagi dengan aktivitas kontraktor dan pengembang yang meratakan lahan untuk pembangunan perumahan. Untuk itu, Wakil Wali Kota Batam Ria Saptarika, kemarin, mengatakan target penuntasan banjir pada 2010 mendatang tidak akan terwujud 100% selama masyarakat di daerah itu tidak menjaga kebersihan sehingga sampah yang dihasilkan tidak menghalangi saluran air yang ada. ''Tanpa perencanaan matang dan pembangunan drainase yang buruk. Penuntasan banjir di sejumlah titik di daerah itu tidak akan terwujud dalam waktu dekat,'' katanya. Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kehilangan panen padi 11.300 ton dari target panen musim ini 140 ribu ton. Pasalnya, ribuan hektare sawah puso akibat terendam banjir selama Januari hingga pertengahan Februari lalu. ''Produksi gabah juga merosot pada musim panen I ini yaitu dari target panen sebanyak 140 ribu ton hanya terpenuhi 128,7 ton gabah,'' kata Kepala Dinas Pertanian Kudus Budi Santoso. (YK/AY/HK/AS/N-3)
Post Date : 15 Maret 2008 |