Denpasar Upayakan Bank Sampah Di Setiap Desa

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengupayakan bank sampah di setiap desa untuk membatu masyarakat mewujudkan lingkungan bersih dan sehat.

“Hingga kini telah ada 23 bank sampah di Kota Denpasar, kami akan mengusahakan hal di setiap desa,” kata Rai Mantra seusai acara apel HUT ke-266 Kota Denpasar, Kamis.

Ia menerangkan untuk bank sampah harus dikelola dengan baik, tersedia tempat yang memadai sebagai lokasi, serta manajemen pengelolaan yang baik.

“Efektifitas bank sampah memang sudah terbukti membantu masyarakat dari segi pengelolaan sampah dan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi,” ujarnya.

Terkait dengan perkembangan bank sampah yang ada memberikan keuntungan tidak hanya berupa uang tapi pelayanan kesehatan.

Rai Dharmawijay Mantra mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi ide kreatif seperti itu.

“Kami harapkan masyarakat bisa memunculkan gagasan-gagasan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak, dan dari pemerintah akan memberikan dukungan penuh,” ujarnya.

Salah satu ide kreatif yang dimiliki oleh masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah salah satunya ada di daerah Sanur, Denpasar Timur, dari kelompok tersebut bisa menghasilkan minyak dari sampah plastik yang digunakan untuk “pengabenan” atau upacara pembakaran mayat di Bali.

“Sampah adalah salah satu permasalah di kota dengan tingginya penduduk urban, dengan gagasan kreatif masyarakat pemerintah dapat dibantu dalam menangani permasalahan yang ditimbulkannya,” kata Rai Dharmawijaya Mantra.

Lebih lanjut Rai Mantra menambahkan melalui momentum HUT tahun ini diharapkan semakin meningkatkan karakter warga Denpasar, karena tantangan kota ke depan semakin berat.

“Kita tidak bisa menyelesaikan sendiri permasalahan-permasalahan kota, untuk itu harus terus membangun partisipasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang ada,” ujarnya.

Seperti kritikan yang disampaikan masyarakat sangat baik untuk membangun dan menata Kota Denpasar lebih maju. Tantangan yang dihadapi ke depan sangat banyak mulai dari urbanisasi, infrastruktur, lingkungan termasuk masalah karakter.

“Pembangunan ke depan tidak hanya membangun infrastruktur namun juga harus membangun karakter anak-anak yang lebih bertanggungjawab dan lebih peduli,” ujarnya.

Post Date : 28 Februari 2014