|
PALANGKA, BPOST - Diare di Palangka Raya makin mengganas. Sejak Januari hingga Juli sebanyak 13.626 warga terserang dan empat di antaranya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng Djono Koesanto, mengatakan, diare merenggut nyawa karena penderitanya terus kehilangan cairan. Karena itu jika ada yang terserang, segera ditolong dengan sering minum, diberi oralit atau larutan garam. "Saya sedih kenapa sampai jatuh korban jiwa. Karena itu, kalau ada yang kena diare langsung beri minum oralit atau larutan garam dan segera ke puskesmas atau rumah sakit. Kalau terlambat apalagi sampai muntah, maka cairan terus keluar. Akibatnya sulit memasang jarum infus, bahkan dibedah sekali pun," katanya didampingi Kasubdin P2M Mulin Simangunsong, Senin (20/8). Menurut Djono, diare bisa terjadi sepanjang tahun dan biasanya meningkat saat kemarau. Faktor yang sangat mempengaruhi adalah kesehatan lingkungan seperti konsumsi makanan dan air bersih, serta perilaku hidup sehat. Menurut Mulin Kabupaten Kapuas adalah salah satu daerah yang anggaran kesehatannya paling sedikit, khususnya untuk penanggulangan penyakit menular. Survei Departemen Kesehatan, kata Djono, menyebutkan kasus diare di Kalteng diperkirakan mencapai 732.452 kasus atau sebanyak 280 orang per 1.000 penduduk. Namun yang dilaporkan berobat ke puskesmas selama 2006 lalu hanya 43.241 pasien. Sisanya diperkirakan berobat ke dokter atau membeli obat sendiri. 70 Persen Kesulitan Air Bersih BERDASARKAN kasus yang ada selama ini, peningkatan kasus diare tak lepas sulitnya warga perdesaan memperoleh air bersih. Akibatnya, tidak jarang air yang mereka konsumsi terkontaminasi bakteri hingga menyebabkan diare. Pimpinan Puskesmas Pembantu (Pustu) Flamboyan Bawah Denok, mengakui, sebagian diare yang sering ditanganinya disebabkan karena konsumsi air tidak sehat. Hal itu disebabkan perilaku sebagian warga di bantaran Sungai Kahayan itu sering mengonsumsi air yang belum dimasak. Hal serupa diungkapkan Pimpinan Pustu Flamboyan Baru Zulkifli yang mengatakan air Sungai Kahayan sangat tidak layak jika dikonsumsi tanpa dimasak. Selain itu, penderita diare umumnya anak-anak yang di antaranya terkontaminasi dari jajanan yang kurang bersih. Kepala Dinkes Provinsi Kalteng, Djono Koesanto memperkirakan saat ini baru sekitar 20 hingga 30 persen warga di perdesaan yang bisa menikmati air bersih. Artinya masih 70 persen warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. mgb/ck3 Post Date : 21 Agustus 2007 |