|
DEMAK - Potensi kekeringan dan kekurangan air bersih di Kabupaten Demak diperkirakan akan lebih parah dibandingkan dengan tahun lalu. Kerawanan terhadap bencana tersebut bakal terjadi pada musin kemarau tahun ini di 14 kecamatan, terutama di 123 desa yang pada 2005 juga mengalami kekeringan. Meski belum bisa dipastikan kapan waktunya, menurut staf Kantor Kesbanglinmas Demak Joko Darwanto, dapat diprediksi terjadi pada Agustus-September. Potensi tersebut dipengaruhi oleh rendahnya curah hujan pada bulan tersebut, sebagaimana yang disampaikan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Selama ini, sebagian pertanian di wilayah Demak mengandalkan tadah hujan, sehingga jika tidak terjadi hujan bakal menyulitkan pengairan sawah. Hingga kemarin, debit air sejumlah sungai mulai menyusut. Susutnya debit air sungai tidak hanya memengaruhi pengairan sawah, tetapi juga air untuk kebutuhan MCK. Ada juga informasi dari warga yang mendapati debit air di sumur mereka mulai menurun, bahkan sudah ada yang mengering. ''Kami terus memantau kemungkinan terjadinya kekeringan, terutama kekurangan air bersih. Setidaknya gambaran tahun lalu menjadi ukuran untuk pemantauan tahun ini,'' paparnya. Air Bersih Diakuinya, sudah ada desa yang mengajukan permintaan air bersih, yaitu Desa Babalan, Kecamatan Wedung. Sebelum memasuki musim kemarau, desa berpenduduk 1.500 keluarga itu harus memasok air dari luar daerah untuk keperluan sehari-hari. ''Biasanya mereka membeli air dari Jepara dengan menggunakan perahu,'' tuturnya. Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, selain telah memberikan bantuan pompa air dan pengeboran air artetis, pemerintah juga menyiapkan 14 mobil tangki air untuk mengedrop air bersih ke daerah yang membutuhkan. (H1-37d) Post Date : 04 Juli 2006 |