120 Rumah Terendam Banjir

Sumber:Jawa Pos - 29 Juli 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TUBAN - Sekitar 120 rumah di Desa Palang, dan Desa Glodog, Kecamatan Palang, terendam banjir, Selasa (27/7) malam. Banjir dipicu meluapnya air Sungai Gesik yang berada di sekitar desa setempat. Sungai tersebut tidak mampu membendung derasnya air hujan yang tak kunjung reda selama dua hari terakhir.

Harun, warga Desa Palang, mengungkapkan, air mulai menggenangi permukiman warga, Selasa (27/7) sekitar pukul 19.00. Saat itu hujan masih mengguyur kawasan tersebut. Genangan air awalnya hanya berada di gang masuk permukiman. Namun, beberapa saat kemudian, air terus meluap karena sungai tak kuat menampung. Ketinggian air di rumah warga sekitar 20-30 sentimeter (cm). Namun, kondisi itu tak berlangsung lama. Sebab, genangan air di pemukiman warga mulai berangsur surut sejak subuh.

Meski demikian, pagi kemarin masih ada sebagian pemukiman warga yang terendam. Mereka terpaksa mengangkut barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman.

"(Banjir) Ini terjadi setiap tahun, karena Sungai Gesik tak kuat menampung genangan airnya," ujarnya. Di Desa Palang, lanjut dia, ada sekitar 30 pemukiman warga yang terendam. Sementara 90 rumah lain yang juga kebanjiran berada di Desa Glodog.

Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Tuban, Lilik Soehardjono, didampingi Camat Palang, Yudi Irwanto, kemarin terjun ke permukiman warga untuk melihat kondisinya. "Kita mengagendakan akan mendangkalkan Sungai Gesik agar bisa menampung air," ujar Lilik. Selain melihat kondisi banjir, Wabup Tuban ini juga melihat kondisi mobil dinas kecamatan Palang yang sehari sebelumnya terbakar akibar korsleting listrik.

Sementara itu, sebagian besar petani di Desa Wangun, Kecamatan Palang harus gigit jari.

Sebab, tanaman kacang yang siap dipanen terancam gagal, karena curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan selama sepekan terakhir di kawasan itu membuat lahan pertanian mereka terendam. Tingginya genangan air juga membuat kacang tanah tak bisa berkembang biak. "Jadi ini lama-lama bisa mati dan gagal panen," ujar Warno, petani kacang, saat melihat lahannya, kemarin (28/7). Kondisi tanaman kacang mereka tak terlihat karena genangan air. Meski demikian, ada sebagian lahan tanaman kacang yang masih terlihat.

Kades Wangun, Santoso, membenarkan adanya lahan tanaman kacang milik warganya yang tergenang akibat cuaca tak menentu. "Ada sekitar 60 hektare (ha) lahan yang tergenang," ungkapnya. Genangan air terjadi karena hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. "Ya sekitar 70 persen yang gagal panen," paparnya. Padahal, dalam waktu sebulan mendatang, para petani sudah siap memanen. (zak/fiq)



Post Date : 29 Juli 2010