|
Pintu air Setiabudi yang terletak di Jakarta Selatan dipenuhi banyak sampah. Hal ini terlihat jelas saat Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau langsung ke lokasi. "Sampah-sampah ini harus dicek asalnya dari kampung mana. Biar camat dan lurahnya yang tanggungjawab bikin warganya enggak buang sampah lagi ke sungai," ujar Ahok memberikan instruksi kepada Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor yang mengiringi blusukan ini, Selasa, 18 November 2014. Selain itu Ahok juga menginstruksikan kepada Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat Agus Bambang agar sistem radio dan CCTV yang terdapat di fasilitas itu terkoneksi ke crisis center BPBD dan portal jakarta.go.id. "Kita ingin saat terjadi bencana, sistem penanggulangan kita ini terpadu. Kalau terjun langsung ke lapangan kan susah, mesti pakai helikopter. Kita ingin semuanya bisa dilihat langsung di BPBD," ujar Ahok. Instruksi tersebut segera disanggupi oleh Agus. Menurutnya proses pengkoneksian itu saat ini memang sedang berjalan. Penanggungjawab stasiun pompa pintu air Setiabudi Komaruddin menyatakan kesiapan dari fasilitas yang dikelolanya untuk menghadapi musibah banjir. Menurutnya, enam pompa di stasiun ini bisa menyembur hingga rata-rata 1.400 liter debit air per jamnya. "Stasiun pompa ini mampu menanggulangi limpahan air yang cukup besar," ujar Komaruddin. Saat ini rombongan kembali melanjutkan blusukannya ke pintu air Manggarai, Jakarta Pusat. Post Date : 18 November 2014 |