Perayaan HUT Bandung Hasilkan Sampah 10 Kali Lipat

Sumber:tempo.co - 29 Sept 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Perayaan besar hari jadi Kota Bandung ke-204 pada Sabtu, 27 September 2014, menghasilkan lonjakan sampah di berbagai tempat acara. Di Jalan Dago, misalnya, jumlah limbah mencapai 10 kali lipat dari biasanya. Sebanyak 80 orang pembersih jalan harus bekerja keras dari malam sampai Ahad pagi. 

Direktur Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung Cece Iskandar mengatakan, sampah berserakan di pusat acara, seperti Jalan Dago dari Cikapayang sampai Jalan Teuku Umar, lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, serta enam lokasi jajanan kuliner, yang digelar serentak pada Sabtu lalu. Di Jalan Dago yang ditutup untuk kendaraan sejak siang hingga malam, jumlah sampahnya 10 meter kubik. “Hari biasa sekitar 1 sampai 1,5 meter kubik per hari,” kata Cece.


Di lokasi lapangan Gasibu dan monumen, sampah pengunjung mencapai 6-7 meter kubik dalam semalam. Adapun di enam lokasi jajanan kuliner, seperti di Jalan Pahlawan dan Sarijadi, tiap arena menyisakan sampah sebanyak 6 meter kubik. “Perayaan seperti ini baru pertama kali, perkiraan awal tidak seramai ini pengunjungnya, kami agak kaget juga,” ujar Cece. 

Semula di semua lokasi acara itu, petugas kebersihan yang disiapkan untuk bekerja lembur sekitar 40 orang. Karena pengunjung membeludak, petugas ditambah dua kali lipat. 
Mereka bersiap untuk membersihkan sampah dari pukul 9 malam. Namun karena warga yang berjejal, petugas baru bisa bekerja setelah acara usai, lewat tengah malam hingga pukul 5 pagi. “Di monumen, lokasi disambung berjualan pasar kaget, kondisinya sudah seperti kapal pecah,” kata dia. 
Pemerintah kewalahan menangani sendiri masalah sampah pada perayaan hari jadi Kota Bandung ini. Tadinya ia berharap pengelola acara mau membantu dengan cara menyediakan kantong-kantong sampah dan pedagang ikut membersihkan sampah di sekitar kios jualannya. Namun keinginan itu tak terwujud. “Agak kesal juga kami diomelin, dicaci maki, seperti kami ini enggak bekerja,” ujarnya.
Direktur Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) di Bandung, David Sutasurya mengatakan, pemerintah harus membuat aturan yang jelas soal kewajiban penyelenggara acara terkait sampah yang dihasilkan pengunjung. “Kalau hanya imbauan, susah untuk dilakukan. Menyalahkan PD Kebersihan juga tidak realistis karena tidak ada aturannya,” kata dia. 
David mengatakan, aturan berupa peraturan wali lota itu diperlukan untuk mengatur hal teknis, seperti pihak yang bertanggung jawab menangani sampah di lokasi acara, sanksi, dan pengawasnya. 



Post Date : 29 September 2014