|
KENDAL (SINDO) Sebanyak 12 kelurahan di Kendal, Jateng, kemarin terendam banjir akibat hujan deras yang terus mengguyur daerah tersebut. Banjir juga mengakibatkan siswa MTs NU 06 Sunan Abinawa bernama Ahmad Mundasir, 17,tewas karena tenggelam di Kali Bodri,Desa Tegorejo. Tubuh warga Desa Sumbersari, Kec Ngampel, ini hingga kini belum ditemukan. Sebanyak 50 anggota tim SAR dari Kesbangpol dan Linmas, Polairud, KSR PMI, dan Bahurekso dikerahkan guna melakukan pencarian. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, korban bersama tiga temannya bermain-main di belakang gedung eks SMAN 1 Pegandon yang sudah tidak dipergunakan. Saat bermain itulah, korban yang berada di pinggir Kali Bodri terpeleset. Saat terpeleset, tiga temannya, yakni Siska Purnawan, 18,Rohmaniyati,13,dan Talkis, 17, semuanya warga Ngampel, berusaha menolong korban.Tangan korban dipegang beramai-ramai. Namun, karena kondisi pinggiran sungai licin,ketiga temannya tidak mampu menye-lamatkan tubuh korban. Pegangan dari tangan korban terpaksa dilepaskan. Meski telah dicari,tubuh siswa kelas dua ini belum mengapung ke permukaan. Sementara itu, 12 kelurahan yang terendam air, antara lain Kelurahan Trompo, Sijeruk, Kebondalem, Pegulon, Pekauman, Ngilir, Balok, Langenharjo, Patukangan, Bandengan, Sukodono. Air mulai masuk ke kawasan permukiman sejak pukul 09.00 WIB akibat luapan Kali Kendal.Ketinggian air antara 2040 cm. Selain merendam permukiman warga, air menggenangi kompleks perkantoran Pemkab. Beruntung kemarin masih hari libur sehingga tidak mengganggu aktivitas para PNS. Pagi hari air belum menggenangi jalan ini, tapi sejak pukul 09.00 WIB jalan ini sudah penuh air, ujar warga Kel Ngilir Miftakhul Amin,40,kemarin. Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Sugiyono mengaku banjir yang melanda Kota Kendal lebih banyak disebabkan hujan lokal. Namun, jika hujan tidak segera berhenti, kawasan yang terancam banjir makin meluas. Kawasan permukiman warga yang tergenang air karena air hujan tidak bisa mengalir ke Kali Kendal yang sudah penuh.Jadi,air tertahan dan menggenangi rumah-rumah warga, tukasnya di sela-sela mengecek banjir di sekitar Kali Kendal kemarin. Di Rembang, genangan air akibat hujan sejak Kamis (7/2) dini hari menyebabkan jalur pantura dan beberapa desa yang ada di Kec Pamotan dan Lasem tergenang air dengan ketinggian mencapai 30 cm1 m.Puluhan kendaraan terpaksa merayap padat sepanjang 5 km.Antrean kendaraan terlihat mulai dari jembatan Bajangan sampai Desa Sendangasi, Kec Lasem, Rembang, sejak pukul 07.00 12.00 WIB. Berdasar pantauan SINDO,ketinggian air di jalur pantura tersebut rata-rata sekitar 30 cm. Namun, di beberapa titik, seperti depan SMP 2 Lasem dan SMA 1 Lasem,ketinggian air mencapai 60 cm. Puluhan kendaraan dari arah Surabaya, Pati, Rembang, Kudus, dan Semarang maupun sebaliknya harus antre berjam-jam.Selain itu,puluhan sepeda motor mogok karena terendam air.Para pengendara motor tersebut terpaksa menuntun kendaraannya hingga beberapa kilometer. Kendaraannya jalannya pelan sekali. Jalan satu meter,terus berhenti lagi.Saya sudah dua jam di sini mulai pukul tujuh pagi, padahal biasanya dari jembatan Bajangan ke alun-alun Rembang hanya 25 menit, ujar Budi,36,sopir bus Jaya Utama jurusan Surabaya Semarang, kemarin. Selain itu, berbagai fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas yang berada di sepanjang jalur pantura tersebut ikut tergenang. (muhammad oliez) Post Date : 08 Februari 2008 |