|
Sigi, Kompas - Akibat terjangan luapan Sungai Manggalapi di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin malam lalu hingga Selasa (2/4) petang, dua warga Dusun Manggalapi, Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, masih belum ditemukan. Adapun enam warga lainnya, yang terseret banjir bandang ditemukan dalam keadaan luka-luka. Luapan air sungai bercampur lumpur dan batu juga menyebabkan ratusan hektar sawah dan kebun warga rusak. Sementara itu, upaya pencarian korban terhalang kondisi jalan yang buruk di lokasi. Sebab, akses jalan menuju Manggalapi tak mudah. Butuh waktu sekitar 12 jam dari ibu kota Kecamatan Palolo. Itu pun ditempuh berganti-ganti kendaraan hingga jalan kaki. Komunikasi juga sulit dilakukan karena terbatasnya jaringan komunikasi. Akibatnya, informasi soal bencana hanya diperoleh dari warga yang baru dari Desa Rejeki. ”Kami baru dapat informasi dari warga yang berjalan kaki turun ke Desa Rejeki. Masih ada dua warga yang dicari. Salah satunya ibu Eti, yang sedang hamil tua. Sementara seorang lainnya belum diketahui identitasnya,” ujar Kepala Desa Rejeki Dedan Lampekui. Menurut Dedan, enam warga lainnya ditemukan hidup, tetapi dalam keadaan luka-luka. ”Petugas sulit menembus ke Manggalapi karena kondisi jalan yang sangat buruk. Sampai siang ini, belum ada yang tembus. Mereka masih di perjalanan,” ujarnya. Karena sulitnya akses ke Manggalapi, bantuan juga belum bisa disalurkan. Bahkan, petugas Dinas Sosial masih menunggu tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang diterjunkan ke Manggalapi untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan warga di lokasi. ”Bantuan siap, hanya kami masih bingung bagaimana membawanya. Kami juga perlu tahu, apa kebutuhan warga? Petugas Tagana yang kami terjunkan juga kesulitan menuju ke lokasi. Namun, kami tetap mengupayakan secepatnya mengirim bantuan,” ujar Nursiana, Kepala Bidang Bantuan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sigi. Sulitnya akses juga dialami aparat kepolisian, TNI, anggota DPRD Sigi. Warga direlokasi Di Malang, Jawa Timur, warga miskin di bantaran Sungai Brantas di Kota Malang, yang rawan longsor dan banjir, mulai direlokasi ke rumah susun sederhana sewa di Kelurahan Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang. Rusunawa Kedungkandang itu dibangun pada akhir tahun lalu sebagai bantuan program dari pusat senilai Rp 25 miliar. Di Grobogan, Jawa Tengah, akibat puting beliung, ratusan rumah di tiga desa di Kecamatan Purwodadi dan Toroh porakporanda. Bencana yang terjadi pada Senin petang itu juga menyebabkan tujuh warga luka-luka dan dirawat di rumah sakit. Tiga desa itu adalah Desa Ngraji, Kandangan, dan Desa Boloh. Desa-desa itu berjarak sekitar 20 kilometer dari Purwodadi.(REN/HEN/DIA) Post Date : 03 April 2013 |