TANGERANG, KOMPAS.com - Dalam waktu 12 bulan atau satu tahun ke depan, sekitar 342.000 warga di Kecamatan Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja, dan Jayanti, Kabupaten Tangerang akan terlayani air bersih.
PT Aetra Air Tangerang siap memasok kebutuhan air minum penduduk mulai Juni 2010 setelah mereka membangun instalasi pengolahan air bersih di Desa Karet, Kecamatan Sepatan dimulai Juni 2009.
"Kami akan menyelesaikan pembangunan instalasi penglahan air bersih ini dalam waktu 10 sampai 12 bulan," kata Komisaris PT Aetra Air Tangerang, Fatah Topobroto usai peletakan batu pertama pembangunan Water Treatment Plant, di Desa Karet, Sepatan, Selasa (16/6).
Peletakan batu pertama pembangunan instalasi pengolahan air bersih tersebut dilakukan Sekretaris Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, Agoes Widjanantco didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Hermansyah.
PT Aetra Air Tangerang merupakan konsorsium Acuatico Pte.Ltd, perusahaan asing yang bergerak dalam pelayanan air minum. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum di atas lahan seluas 1,7 hektar dan akan dilengkapi dengan reservoir itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian konsensi antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dan PT Aetra Air Tangerang yang ditandatangani pada 4 Agustus 2008 lalu.
Menurut Fatah, biaya investasi IPA yang diperuntukkan bagi lima kecamatan di Kabupaten Tangerang yakni Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja, dan Jayanti itu mencapai Rp520 miliar. "Sekitar 30 persen menggunakan modal sendiri dan sisanya dari berbagai sumber," papar Fatah.
Saham Aetra Air Tangerang 75 persen dikuasai Acuatico Pte Ltd dan 25 persen Capital Link Tbk, saat memegang konsesi 25 tahun untuk melayani kebutuhan air minum di Kabupaten Tangerang.
Sesuai perjanjian konsesi dengan Pemkab Tangerang, Aetra Tangerang akan membangun penyediaan dan layanan air minum berkapasitas 900 liter per detik untuk melayani 72.000 sambungan. Aetra Air Tangerang akan membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 350 liter per detik dengan memanfaatkan sumber air baku dari sungai Cisadane dan Ciujung.
Acuatico juga sebagai pemegang saham 95 persen atas PT Aetra Air Jakarta yang melayani kebutuhan air minum masyarakat Jakarta bagian Timur sampai dengan Utara masuk dalam kategori brown field atau mengolah air minum jaringan yang sudah terpasang (existing).
Produksi awal
Sementara itu Dirjen Cipta Karya Departemen PU, Budi Yuwono mengatakan, sangat apresiasi dengan kualitas yang dijanjikan langsung diminum. "Investor menjanjikan produksi tahap awal berkapasitas 350 liter per detik yang berarti dapat dipergunakan bagi 24.000 sambungan pada Juni 2010 saat awal beroperasi," jelas Budi.
Pemerintah juga sudah menyiapkan perangkat kebijakan dengan menunjuk Badan Pendukung dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM) sebagai fasilitator di lapangan. "Meski detil kerjasama sudah diatur bersama investor dengan Pemkab Tangerang apabila ada persoalan misalnya tekanan tidak sesuai, kualitas, ataupun penetapan tarif dapat diselesaikan melalui BPP SPAM," ujarnya.
"Tarif air minum sendiri ditetapkan setiap dua tahun sekali sesuai perjanjian dengan mengacu kepada perkembangan inflasi semata-mata untuk menjaga pelayanan air minum," kata Budi.
Tarif Rp 3.500
Fatah mengatakan, tarif yang akan dibebankan kepada penduduk sebesar Rp3.500 per liter per detik dan biaya sambungan awal Rp 1 juta. Dia menjamin dengan beban biaya tersebut, masyarakat Kabupaten Tangerang sudah dapat menikmati kualitas air yang langsung dapat dikonsumsi tanpa harus dimasak.
Di tempat yang sama, Direktur Umum dan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, Subekti mengatakan, harga air dari perusahaan swasta tersebut lebih mahal dari harga yang diberikan pihaknya kepada masyarakat yaitu sebesar Rp 2.800 per liter per detik. "Memang biaya tarif air dari swasta lebih tinggi dari air bersih yang diberikan PDAM," papar Subekti.
"Kalau yang baru sama sekali Green Field baru di Kabupaten Tangerang, kami merencanakan untuk menggarap kawasan lain di Indonesia seperti di Sumatera dan Kalimantan melalui pola kerjasama pemerintah dan swasta," ujar Subekti. Pingkan E Dundu
Post Date : 16 Juni 2009
|