|
WATAMPONE– Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bone sejak Minggu (12/5) hingga dini hari kemarin menyebabkan Kecamatan Tanete Riattang, Tanete Riattang Timur, Sibulue, dan Cina, terendam banjir. Ratusan kepala keluarga (KK) terpaksa dievakuasi oleh anggota TNI dan Polri ke posko darurat. Banjir terparah terjadi di Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanete Riattang dengan ketinggian air mencapai sekitar dua meter. Pengevakuasian dilakukan menggunakan dua perahu karet dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Sar Nasional (Basarnas) Bulukumba ditambah bantuan dari Polri dan TNI. Penyelamatan diprioritaskan terhadap anak-anak dan lanjut usia. Kepala Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanete Riattang, Ayyub mengatakan, puncak ketinggian air terjadi pada dini hari sekitar pukul 04.00 Wita. Sekitar 40 kepala keluarga (KK) di Kelurahan Ta’ terkena banjir. Bencana itu juga merusak ratusan hektare sawah dan dipastikan gagal panen. Ayyub menuturkan, banjir yang melanda Kelurahan Ta’ baru pertama kali terjadi karena ada penyempitan saluran air di jembatan. Penyumbatan terjadi kareba banyak bangunan yang berdiri di atas jembatan sehingga air tak dapat mengalir lancar. “Saat ini kami fokus evakuasi dan memperhatikan korban. Semua unsur penanganan bencana diturunkan untuk membantu,” kata Ayyub kepada KORAN SINDOkemarin. Lurah Tibojong, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Marlinda mengungkapkan, korban banjir di wilayah yang dipimpinnya sejumlah 120 kepala keluarga (KK). Mereka tersebar di empat lingkungan. Berdasarkan laporan ada warga yang mengalami kerugian karena gabah miliknya seberat dua ton terendam banjir. “Tanaman padi warga gagal panen. Kami masih melakukan pendataan,” ungkap Marlinda. Sementara itu, Kepala Bagian Jaminan dan Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Bone Amrullah Hasda mengatakan, berdasarkan laporan Tim Tagana, banjir yang merendam empat kecamatan tak menimbulkan korban luka-luka dan jiwa. Pihaknya telah menyiapkan bantuan darurat dan segera disalurkan. Kondisi banjir di Desa Pattiro, Kecamatan Sibulue, lanjutnya, cukup parah. Banjir mengisolasi akses jalan dari kota ke desa sehingga hanya bisa ditembus menggunakan perahu karet. Begitu pula dengan Desa Kawerang, Kecamatan Cina. Sementara itu, di Kelurahan Panyula puluhan rumah di pesisir laut juga terendam banjir. “Sejauh ini belum ada korban luka dan jiwa, serta kerusakan bangunan akibat banjir. Anggota Tagana telah dikerahkan untuk melakukan pendataan dan melaporkan setiap perkembangan,” ungkap Amrullah. andi ilham Post Date : 14 Mei 2013 |