|
LHOKSEUMAWE - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan dua belas arahan dalam penanggulangan bencana alam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara. Ke-12 arahan itu secara umum bertujuan untuk lebih mengefektifkan langkah-langkah tanggap darurat kemanusiaan yang sedang dan tengah ditempuh pemerintah, kata Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah di Posko Bencana NAD-Sumut di Lhokseumawe, Rabu (29/12) pagi. Mensos mengatakan, poin pertama, melaksanakan evakuasi korban tsunami secara intensif. Pelaksanaan evakuasi secara intensif dengan mengerahkan semua sarana angkut, terutama udara, termasuk mengunakan sarana rumah sakit (Banda Aceh, Medan, dan rumah sakit lapangan di Meulaboh). Kedua, pengelolaan pengungsi dengan memberikan bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, serta memperhatikan kesehatan lingkungan dan bangunan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus), memelihara ketertiban dan melakukan tindakan keamanan, pencatatan dan pendataan guna rehabilitasi lebih lanjut. Langkah selanjutnya, terus mencari orang hilang dan mengumpulkan jenazah untuk segera dikebumikan, dengan tetap memperhatikan segi keagamaan dan kesehatan lingkungan. Keempat, membuka dan menghidupkan jalur logistik, menyuplai logistik untuk bagian timur Aceh dengan mengutamakan jalur darat, dan ke bagian barat Aceh dengan mengutamakan jalur angkutan laut dan udara. Presiden juga menetapkan dua kota di Provinsi Sumatera Utara yakni Medan dan Sibolga, sebagai basis logistik yang akan didistribusikan ke NAD. Presiden menegaskan logistik yang paling diutamakan adalah bahan makanan, obat-obatan, BBM, pakaian, tenda, fasilitas MCK, alat komunikasi dan transportasi. Khusus BBM. Presiden minta kepastian stoknya cukup dan adanya jaminan pendistribusian sehari-hari. Kelima, membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antardaerah dan kota, dengan cara merehabilitasi sarana telekomunikasi yang rusak, serta memasang dan menggelar sarana komunikasi baru antara Jakarta - Medan - Sibolga - Banda Aceh - Lhokseumaue - Meulaboh _ Biuren - Sigli _ Seumelu- Sabang - Nias. Langkah lainnya, pembersihan kota-kota yang hancur dan penuh dengan puing serta lumpur. Untuk prioritas tugas ini, Presiden minta aparat TNI dan Polri melakukannya di Banda Aceh dan Meu-laboh dengan menggunakan alat-alat berat serta menjaga tidak timbulnya wabah penyakit dan kesehatan lingkungan yang buruk. Arahan berikutnya, mengelola bantuan, baik dari dalam maupun luar negeri dengan sebaik-baiknya. Pencatatan dan pendataannya secara transparan dan akuntabel, sehingga bantuan tersebut tepat sasaran. Dalam pendistribusian logistik ini jangan sampai terjadi penyimpangan. Langkah direktif lainnya, Presiden minta tidak ditinggalkan upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat terutama di NAD, yang saat ini tengah berkonsentrasi pada kegiatan penanggulangan bencana termasuk operasi kemanusiaan. Presiden juga mengarahkan agar dilakukan penguatan personel TNI dan Polri untuk mengemban tugas operasi Bakti dan Operasi Pemeliharaan Keamanan. Hal itu dilakukan mengingat besarnya jumlah korban meninggal dari aparat TNI/Polri pada bencana gempa dan tsunami di NAD dan Sumut. Presiden juga minta disambut baik unsur civil society, termasuk PMI, ICRC, dan LSM-LSM lain dalam kegiatan penanggulangan bencana ini, dan tak lupa mengajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan penanggulangan bencana. Sedangkan langkah terakhir, Presiden minta dikendalikan operasi penanggulangan bencana dengan baik dan proporsional, baik pada tingkat Jakarta, Medan, Banda Aceh maupun Meulaboh. Untuk menjamin ke-12 direktif ini terlaksana dengan baik Presiden minta agar perkembangan keadaan dan kegiatan penanggulangan bencana baik di NAD maupun Sumut dilaporkan kepadanya dan Wapres (selaku Ketua Bakornas) setiap hari. (151) Post Date : 30 Desember 2004 |