|
TRENGGALEK - Hampir semua desa yang dihantam banjir enam hari lalu kini terancam kekurangan air bersih. Sumur-sumur mereka saat ini kotor akibat tercemar air hujan bercampur berbagai kotoran yang meluap dari Sungai Ngasinan dan Sungai Bagong. Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek dr Ubaidillah menjelaskan, jumlah sumur yang tercemar sehingga tak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut mencapai 12.935 buah. Jumlah itu tersebar di enam kecamatan yang paling parah dilanda banjir. Yakni di Trenggalek, Tugu, Karangan, Pogalan, Durenan dan Gandusari. Kondisi air (sumur) di desa-desa yang terendam banjir ini sampai saat ini sangat memprihatinkan. Selain keruh dan kotor, air yang telah tercampur air banjir tersebut sebagian juga mengeluarkan bau tak sedap. "Sumur-sumur ini untuk sementara tak bisa dan tak boleh digunakan dulu karena sudah tercemar. Warga dilarang mengkonsumsi air ini karena sudah tidak higienis (sehat, red)," ujar pria yang akrab dipanggil Ubaid ini. Langkah paling praktis untuk mengaktifkan fungsi ribuan sumur warga itu adalah dengan cara mengurasnya sampai bersih. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan cara menyedot sumur-sumur tersebut menggunakan mesin diesel penyedot. "Yang jadi masalah, biaya untuk menyewa alat penyedot ini tidaklah murah. Kalau untuk sekali sedot saja biayanya Rp 250 ribu, maka biaya untuk normalisasi sumur ini bisa mencapai miliaran rupiah. Jadi sebaiknya warga punya inisiatif sendiri untuk menguras sumur masing-masing," lanjutnya. Dengan begitu, pemerintah cukup menyediakan kaporit untuk menetralisir air sumur yang barusan dikuras tersebut. Asal ada pengajuan melalui pemerintah desanya masing-masing, obat atau kaporit itu akan diberikan secara gratis. "Saat ini dinkes telah menyiapkan kurang lebih 90 kilogram kaporit dimana masing-masing sumur akan mendapat jatah 10 gram," terang Ubaid. Ubaidillah juga menegaskan jumlah kaporit yang tersedia saat ini hanya bisa meng-cover 7.500 sumur. Sisa kekurangannya, dinkes masih akan mengupayakan bantuan dari Dinkes Provinsi Jawa Timur maupun Departemen Kesehetan RI untuk segera dikirim. "Segala kebutuhan (obat) terkait penanganan pasca bencana kami telah di-back up Dinkes Jawa Timur maupun Departemen Kesehatan RI," tegasnya. (des) Post Date : 25 April 2006 |