|
SEBANYAK 12.173 rumah pada empat kecamatan di Makassar masih terendam banjir sejak enam hari lalu. Korban paling banyak berada di Kecamatan Tamalanrea sebanyak 6.460 rumah dan Biringkanayya 3.010 rumah. Menyusul Manggala 2.403 rumah atau 9.675 jiwa dan Panakkukang sekitar 300 rumah. Namun,proses evakuasi warga terkendala akibat minimnya perahu karet.Sementara ketinggian air rata–rata di atas setengah meter. Jumlah korban banjir yang sudah dievakusi ke lokasi pengungsian paling banyak di Manggala yakni 4.555 jiwa serta ratusan warga BTN Kodim dan BTP. Dapur umum di Manggala berada Blok 10 Kelurahan Antang dan di Jalan Swadaya Kelurahan Batua. “Keluhan di Blok 10,personel pengamanan kurang, karena hampir semua rumah yang ditinggalkan rawan pencurian. Kami sudah hubungi kepolisian agar berjaga- jagadisana.” ”Kendaraan tidak bisa masuk ke Blok 10 sehingga harus menggunakan perahu karet,” kata Camat Manggala Syamsul Alam saat rapat darurat penanggulangan bencana di Balai Kota Makassar,kemarin. Sampai kemarin, tim penanggulangan bencana Pemkot Makassar baru membuka tiga dapur umum di Manggala dan Biringkanayya. Sedangkan dapur umum pada titik-titik lain dibuka secara swadaya oleh masyarakat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mencatat banjir di empat kecamatan di Makassar seluas 134 hektare.Paling luas di kecamatan Tamalanrea, yakni meliputi BTN Kodam III (Kelurahan Paccerakkang),BTP,dan perumahan Bung Permai. “Di Tamalanrea ada tiga kelurahan yang terkena.Setengah BTP terendam sampai pinggang orang dewasa,ada 5.440 KK.Perumahan Bung Permai semua, hampir 500 KK.DI BTN Antara ada 520 KK.Banyak warga yang sudah kena diare,”kata Camat Tamalanrea Yarman. Di BTP dan Kodam III, lanjut dia,terdapat dua perahu karet dari Marinir TNI AL yang melakukan evakuasi. Yarman juga meminta, agar pemberi bantuan benar-benar memberikan kepada yang betul-betul membutuhkan. Kepala BPBD Makassar Muhammad Ismunandar menyebut penanganan banjir yang tersebar di puluhan titik terkendala dengan minimnya perahu karet.Hanya ada 9 perahu karet masing-masing dari 1 milik BPBD Makassar 1 unit, Basarnas 2,UNM 1,Polairud 1,Marinir 2,PMI 1,PSC 1,dan bantuan dari Yayasan Kalla 1 yang baru diterima dua hari lalu. Basarnas memiliki banyak perahu karet namun dikerahkan ke beberapa daerah yang juga terkena bencana banjir. Sementara pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Makassar Supomo Guntur yang memimpin rapat meminta laporan riil kondisi terakhit dilapangan dari seluruh camat, lurah, dan seluruh dinas terkait. Supomo juga menegaskan tim yang dikoordinir BPBD akan menangani seluruh pengungsi sampai air benar-benar surut. Dia juga meminta kepada seluruh camat membukan posko di sekitar daerah bencana. “Saya minta agar dicatat data riil jumlah korban dan jumlah yang dievakusi.Kita harapkan agar data ini tidak bias, jangan main kira-kira. Kepada camat dan lurah harus mengkroscek. Jangan ada yang tidak terlayani menyangkut makan, kita layani sampai benar-benar aman,”ucapnya. Supomo juga meminta kepada PDAM agar stand by menyiapkan air bersih ke daerah bencana seperti di Blok 10 Antang yang sudah krisis air bersih. Dia juga meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk aktif dan membongkar drainase yang tersumbat seperti pintu air keluar BTN Minasa Upa. Supomo juga memuji penanganan yang sudah dilakukan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan di lapangan. Sebaliknya kepada Dinas Sosial Makassar Burhanuddin meminta agar setiap peninjauan ke lokasi bencana diikuti oleh seluruh unsur yang terkait. Burhanuddin juga menyesalkan adanya kantor lurah di daerah bencana yang malah tutup saat Sabtu dan Minggu kemarin. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Naisyah Tun Nurainah mengaku belum menjangkau titik langganan banjir di kampung Romangtangayya Kecamatan Manggala. “Romangtangayya, kemarin kami berusaha tembus ke sana namun kembali di tengah jalan karena perahu karet bermasalah,” ujarnya. Namun, Camat Manggala memastikan bahwa warga Romangtangayya sudah mendapat bantuan makanan dari Dinas Sosial dan Kantor Kementerian Agama Sulsel,serta bantuan pribadinya.Dia menyebut warga disana membutuhkan air bersih. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Sulsel hingga sepekan ke depan.Curah hujan tinggi ini terutama terjadi di daerah pesisir pantai barat Sulawesi Selatan. Cuaca Ekstrem Sepekan Lagi Prakirawan BMKG Andi Cahyadi mengatakan, selama sepekan ke depan,warga di Kota Makassar, Maros, Pangkep, Barru dan Parepare, masih harus mewaspadai hujan dan angin kencang. Sedangkan daerah di selatan Sulsel seperti Gowa, Jeneponto, Takalar, Bantaeng, Bulukumba,dan Kepulauan Selayar, harus mewaspadai hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. “Cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung hingga sepekan ke depan, bahkan bisa hingga akhir Januari,”ujarnya kepada SINDO,kemarin. Khusus di daerah Bulukumba dan Kepulauan Selayar, Cahyadi mengingatkan nelayan dan otoritas pelabuhan untuk mewaspadai gelombang tinggi.“Tinggi gelombang berkisar 2,5 meter hingga 3 meter. Ini sangat berbahaya buat pelayaran. Nelayan juga sebaiknya tidak melaut dulu,”kata dia. Terkait banjir yang merendam Kota Makassar dan daerah lain di Sulsel, Cahyadi mengatakan salah satu penyebabnya memang karena curah hujan yang sangat tinggi. Dia mencontohkan curah hujan di Kota Makassar selama ini yang ratarata 500-700 mm per bulan.Namun, pada Januari ini, intensitas hujan sudah mencapai 400,7 mm.Curah hujan itu berlangsung hanya dalam waktu lima hari. “Jadi curah hujan memang tinggi karena hanya dalam lima hari, yakni 1 hingga 5 Januari, hujan sudah mencapai 400,7 mm.Apakah ini anomali cuaca, kami belum bisa pastikan.Jika nanti setelah Januari berakhir dan akumulasi curah hujan di atas 700 mm, artinya memang ada anomali cuaca di Sulsel,” ujar dia. supyan umar/ bakti m munir Post Date : 08 Januari 2013 |