12.151 Keluarga Kebanjiran

Sumber:Kompas - 28 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Samarinda, Kompas - Hujan yang sering turun dan Sungai Karangmumus yang masih meluap hingga Kamis (27/11) mengakibatkan banjir kian meluas di Samarinda, Kalimantan Timur. Banjir menyebabkan 12.151 keluarga kebanjiran. Jumlah itu melebihi 9.090 keluarga yang kebanjiran pada 4-21 November.

Banjir yang terjadi sejak Senin kemarin menggenangi empat kecamatan dari enam kecamatan di kota berpenduduk 600.000 jiwa itu. Sebanyak 12.151 keluarga yang kebanjiran bermukim di sembilan kelurahan di Kecamatan Samarinda Utara dan Samarinda Ulu.

Di Kecamatan Samarinda Ilir dan Sungai Kunjang, sejumlah keluarga juga kebanjiran. Namun, jumlah korban belum diketahui petugas di dua kecamatan itu.

”Sebanyak 9.955 keluarga adalah warga saya,” kata Camat Samarinda Utara Maraban.

Pemerintah kota telah membangun beberapa posko kesehatan untuk mengobati warga yang sakit. Perahu pun diturunkan untuk membantu warga yang ingin keluar dari permukiman yang kebanjiran.

Warga Samarinda Utara terpaksa naik perahu untuk keluar dari permukiman yang tergenang hingga satu meter. Sekitar 1.400 siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 011 dan 022 di kecamatan itu diliburkan.

”Banjir semakin parah dan pemerintah belum mampu berbuat banyak,” kata Gunawan, warga Kelurahan Sidodadi.

Belum seminggu banjir surut, rumah Gunawan kini tergenang lagi. Padahal, banjir masih menyisakan lumpur di lantai. Membersihkan lumpur saat banjir surut amat melelahkan.

Kepala Bagian Humas Pemkot Samarinda Muhammad Faisal mengimbau warga agar semakin waspada. Warga juga diminta membersihkan saluran air yang tidak lancar. ”Penanganan banjir memerlukan dukungan banyak pihak, termasuk warga,” katanya.

Gedung SD ambruk

Seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri 3, Dusun Bulu Rempag, Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terpaksa diliburkan pada Kamis karena atap pada beberapa ruang sekolah mereka runtuh. Atap sekolah itu runtuh Rabu lalu setelah terguyur hujan selama satu hari penuh. Kayu atap gedung sekolah itu memang sudah lapuk.

Suroto, guru kelas VI SD Negeri 3, mengatakan, pihak sekolah sudah mengajukan permohonan bantuan perbaikan empat ruang kelas kepada Dinas Pendidikan Banyumas sejak tahun 2006 dan sudah ditinjau. Akan tetapi, hingga kini dana perbaikan gedung itu tidak kunjung dikucurkan. (BRO/MDN)



Post Date : 28 November 2008