Ratusan warga
RW 17 Kelapa Gading Timur, Kelapa gading, Jakarta Utara, mengeluhkan sampah
yang menumpuk di Pintu Air Perintis Kemerdekaan. Mereka menuntut agar sampah
segera diangkat karena menimbulkan bau tak sedap dan kawasan pemukiman menjadi
kumuh.
"Sudah dua pekan ini sampah di sekitar Pintu
Air Perintis Kemerdekaan menumpuk dan belum juga diangkat. Kami meminta Suku
Dinas Kebersihan Jakarta Utara segera bertindak," kata Hary Santoso, Ketua
RW 17 Kelurahan Kelapa Gading Timur kepada wartawan di lokasi, Jakarta Utara,
Selasa (18/6).
Hary menjelaskan, sampah yang diperkirakan
berjumlah 100 ton kubik itu membuat kawasannya menjadi kumuh. Padahal,
jelas-jelas sampah yang sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga itu
bukan dari warganya.
"Ini sampah kiriman dari BKT, masa kami yang
kena imbasnya. Kami khawatir bila tidak cepat diangkat kawasan kami terendam
banjir," ujarnya.
Hary menambahkan, warganya telah berupaya
mengangkut sampah yang menumpuk itu dengan cara swadaya dan manual. Namun
karena volume sampah yang sangat tinggi, hal tersebut tak membuahkan hasil.
"Sekarang kami hanya merasakan baunya saja.
Kami berharap pihak terkait segera mengangkat sampah tersebut," keluhnya.
Pantauan merdeka.com, di lokasi pintu air,
sampah-sampah bertumpuk di sepanjang permukaan kali. Bahan bekas seperti
plastik, ban bekas, kayu, ataupun bekas kasur bercecer di mana-mana. Di
pelataran parkir juga terparkir alat berat backhoe dan dua truk sampah yang
sedang direparasi oleh para petugas kebersihan.
Post Date : 19 Juni 2013
|