Tangerang, Kompas - Sudah sebelas hari warga Perumahan Mutiara Pluit, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, masih mengungsi karena rumah mereka tergenang air. Aparat pemerintah seperti abai terhadap nasib warganya.
Ketinggian air masih mencapai 50-75 sentimeter. Warga berharap pemerintah menambah pompa untuk menyedot air yang merendam rumah mereka berhari-hari.
”Ada pompa air, tetapi sebagian tidak berfungsi. Warga bingung karena tanpa pompa air tetap akan merendam perumahan ini,” kata seorang anggota tim Satkorlak Kota Tangerang, Kamaludin, Minggu (27/1).
Menurut Kamal, saat ini pihaknya sudah memaksimalkan mobil unit pemadam kebakaran (damkar) untuk membantu penyedotan air. Akan tetapi, dengan cara seperti ini penyedotan air menjadi lama.
Pembuangan dan penyedotan air di perumahan ini tergolong lama karena kontur tanah di Perumahan Mutiara Pluit, kata Kamaludin, mirip baskom.
”Air tidak bisa kemana-mana. Satu-satunya jalan, kami membuangnya ke jalan utama perumahan yang lebih tinggi. Kondisi di kawasan perumahan ini paling sulit diatasi karena tidak ada tempat pembuangan,” ujar Kamaludin.
Kepala RW 008 Perumahan Mutiara Pluit Edo Suroso mengatakan, hingga Jumat masih terdapat 5 RT di RW 008 yang terendam banjir sedalam 1 meter. Ratusan warga dari 80 keluarga masih mengungsi di posko pengungsian. Perumahan ini dikelilingi kali dan Situ Bulakan. ”Jadi, ketika air luapan sungai dan situ masuk di kawasan perumahan ini, sulit keluar,” kata Edo.
Dari lima pompa air yang ada, kata Edo, hanya tiga pompo yang aktif. ”Kalau hanya mengandalkan tiga pompa air ini, bisa sebulan air baru surut,” katanya.
Data dari Pemerintah Kota Tangerang, perumahan yang terendam banjir awal tahun 2013, antara lain Perumahan Periuk Damai, Total Persada, Gondrong dan Petir, Kompleks DDN, Ciledug Indah I dan II, Pondok Arum, Purati 2, Mutiara Pluit, dan Pondok Bahar.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Wahidin Halim membenarkan program pemerintah pusat menormalisasi sungai tidak berjalan di sejumlah tempat. Hal itu karena terhambat pembebasan lahan.
Proyek normalisasi dan penurapan sungai di Kota Tangerang pada tahun 2012 yang tidak berjalan adalah pelebaran dan penurapan Sungai Angke sepanjang 10 kilometer (km), penurapan Sungai Cirarap sepanjang 6,5 km, dan normalisasi Sungai Perancis (anak Sungai Cisadane dan Sabi) sepanjang 4,5 km.
Adapun Pemerintah Kota Tangerang melakukan normalisasi dan penurapan 33 lokasi saluran pembuangan aliran dari sungai utama tersebut. ”Dana dari pemerintah pusat yang dikucurkan untuk normalisasi dan penurapan Rp 181,63 miliar. Dari APBD Kota Tangerang untuk saluran pembuangan Rp 10,44 miliar,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Suparman Iskandar. (pin)
Post Date : 28 Januari 2013
|