|
Tanggal 22 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Sayang, di Indonesia urusan sanitasi dan air bersih masih menjadi masalah besar. Betapa tidak, 63 juta penduduk Indonesia tercatat masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Populasi penduduk Indonesia hampir mencapai 250 juta jiwa, yang 100 juta diantaranya belum memiliki akses untuk sanitasi yang baik. Bahkan pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, kali, danau, laut atau di daratan.
Mayoritas pelaku praktik BAB sembarangan tinggal di desa. Hanya 38,4 persen penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Menurut data WSP (World Bank's Water and Sanitation Program), akses sanitasi perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun terakhir.
Perlu diketahui bahwa 1 gram tinja mengandung 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada badan air dan sungai bila 63 penduduk Indonesia BAB sembarangan setiap hari.
Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang dan berkontribusi terhadap polusi ke badan air, sehingga biaya pengolahan air bersih semakin mahal.
Setiap tambahan konsentrasi pencemaran BOD (biochemical oxygen demand/kebutuhan oksigen biologis yang merupakan parameter kualitas air) sebesar 1 mg/liter pada sungai, meningkatkan biaya produksi air minum sekitar Rp 9,17/meter kubik. Artinya menyebabkan kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-rata tarif air nasional.
"Indonesia kehilangan Rp 56 triliun (US$ 6,3 miliar) per tahun akibat buruknya sanitasi dan kebersihan," ujar Yosa Yuliarsa, Spesialis Komunikasi Kawasan Asia Timur, Water and Sanitation Program (WSP) World Bank, saat membuka acara kunjungan 'Hari Air Sedunia 2013' di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditulis Jumat (22/3/2013).
60 persen persen penduduk perdesaan yang tidak mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak juga menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa akibat sanitasi yang buruk. Tak heran bila biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk mencapai Rp 139.000 per orang atau Rp 31 triliun secara nasional.
Oleh karena itu, target Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal- MGD) untuk sanitasi perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dengan hanya tersisa 2 tahun lagi sampai tahun 2015, harus ditemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk meningkatkan akses sanitasi yang layak di Indonesia.
Post Date : 25 Maret 2013 |