100 Anak di Maleber Mengakrabi Sampah

Sumber:Pikiran Rakyat - 26 Juli 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Tangan kirinya menggenggam erat kantong plastik. Tangan kanannya lincah memunguti plastik, kertas, hingga daun yang ditemuinya sepanjang jalan. "Aku dapat, aku dapat, aku dapat," kata Bintang (3) berteriak dengan girangnya sambil mengangkat kantong plastik di tangannya yang hampir penuh dengan sampah.

Bintang adalah seorang dari seratus murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cendrawasih yang melakukan aksi bersih, Kamis (22/7), di RW 04, Jalan Maleber Inpres 1, Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Bandung. Dengan didampingi orang tua dan guru, mereka berjalan menyusuri jalan di sekitar sekolah mereka memunguti sampah-sampah plastik.

Aktivitas mereka itu menjadi tontonan warga. Tingkah laku mereka acap mengundang gelak tawa. Ada yang berlarian memunguti sampah, tidak mau didahului teman-temannya. Ada juga anak yang tidak mau membawa kantong plastiknya sendiri, sehingga harus dibantu ibunya. Ada yang tidak mau memperlihatkan isi dalam plastiknya karena takut diambil. Ada yang sangat bersemangat. Bahkan kebalikannya ada juga yang menangis. Selain itu, celotehan-celotehan polos dan segar khas anak-anak juga mewarnai kegiatan pagi itu.

Mereka mengaku tidak lelah melakukan kegiatan aksi bersih tersebut. "Bagus ya, ini mendidik anak untuk menjaga kebersihan," kata Wakinah (40), salah seorang orang tua murid. Dia tidak merasa keberatan melihat anaknya harus memunguti sampah yang berserakan, bahkan hingga harus masuk ke selokan.

Kepala Sekolah PAUD Cendrawasih Adelina mengatakan,kegiatan tersebut dilakukan untuk mengajarkan pentingnya kebersihan pada anak-anak sejak dini. Dia berharap, kegiatan tersebut juga bisa membangun sifat mandiri dalam diri anak. "Selain itu juga untuk menyentil para orang tua dan dewasa ikut sadar terhadap masalah kebersihan lingkungan," ujarnya.

Bagi Ketua RW 04 Kel. Maleber Kec. Andir Moh. Kusnadi atau yang akrab dipanggil Ade, anak-anak merupakan agen perubahan yang menjadi harapan. "Asumsinya, jauh lebih mudah mengajarkan sesuatu pada anak-anak dibandingkan dengan mengubah orang dewasa," katanya.

Oleh karena itu, keberadaan PAUD di wilayah RW 04 seperti sebuah sarana untuk menciptakan generasi baru yang mencintai dan menjaga lingkungan. Ade tak muluk-muluk menetapkan target. "Yang penting mau dulu, setelah itu mengerti. Akhirnya anak-anak ini justru yang akan menularkan kepedulian lingkungan kepada yang tua-tua," tuturnya. Ade berharap kegiatan semacam itu bisa bergulir rutin. Setidaknya, bisa menjadi awal perubahan. (Siska Nirmala Puspitasari/Catur Ratna Wulandari/"PR")



Post Date : 26 Juli 2010