Sampah
menumpuk di pintu air Manggarai, Jaktim mulai terangkut. Sejak dua hari lalu,
sampah yang diangkut mencapai 35 truk. Tapi itu baru setengah sampah yang ada
di Manggarai. Sampah ini menumpuk karena selama beberapa hari sampah tak
diangkut. Ada kendala operasional.
"Biaya
operasional ini untuk 5 wilayah per bulan itu kisarannya mencapai Rp 2-3
miliar. Itu untuk pengankutan sampah, dan biaya operasional alat berat. Karena
sampah-sampah di sungai itu nggak mudah diangkut, makanya butuh alat
berat," jelas Anto yang menjadi koordinator operasional alat berat dan
truk pengangkut sampah saat ditemui di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan,
Kamis (18/7/2013).
Anto melanjutkan,
kenapa kemudian sampah sungai menumpuk di Pintu Air Manggarai, karena ada
masalah internal di Dinas Kebersihan. Urusan sampah di pintu air ini, setelah
dilimpahkan ke Dinas Kebersihan, tidak diberikan sarana dan prasarana.
"Termasuk
anggaran untuk pembersihan sampah di sungai itu kurang, tidak mencukupi. Jadi
yang mogok itu alat berat dan pengangkut sampah TPU Bantar Gebang, karena biaya
operasional tidak ada sehingga alat berat dan truk pengangkut sampah itu tidak
bisa digunakan," jelasnya.
"Jadi kalau
ada berita tenaga kerja belum dibayar itu benar, tapi itu di luar wewenang
Dinas Kebersihan," tambahnya lagi.
Anto berharap,
dalam 2 sampai 3 hari ini, sampah bisa terangkut. Dia juga berharap cuaca
bersahabat. Karena sampah di Pintu Air Manggarai itu sangat dipengaruhi cuaca.
"Hujan lebat
di Bogor, pasti datang air dan sampah. Volume sampah itu sulit untuk
diprediksi. Kemampuan kita sehari juga belum tentu selesai. Kita juga dapat
mandat dari bapak wakil gubernur DKI Jakarta," jelasnya.
Dapat mandat dari
Ahok untuk membereskan pintu air Manggarai, pekerja mengebut kerjanya.
"Dari kemarin. Kita kerjakan ini siang dan malam. Dari sini sudah diangkut
sekitar 30 sampai 35 truk tronton. 50 persen sampah di sini sudah diangkut.
Kemarin kan sampai jembatan, sekarang udah setengahnya," tutupnya.
Post Date : 19 Juli 2013
|