BANJARMASIN, Kompas - Banjir yang mengepung Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sejak Rabu (21/4), hingga kemarin belum surut. Bahkan, di beberapa desa, banjir yang terjadi setelah hujan lebat Rabu malam terus meninggi, mencapai dua meteran.
Kondisi yang demikian membuat sebagian aktivitas sosial ekonomi warga lumpuh. Selain merendam ribuan rumah, banjir juga membawa korban.
Bocah berumur 2 tahun bernama Zaidan meninggal setelah terseret arus air saat terjatuh dari teras rumah panggung milik orangtuanya di Perumahan Citra, Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Anak balita itu mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit daerah setempat.
Khalidijah dari Bagian Humas Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang dihubungi di Amuntai, mengatakan, dari data yang masuk ke Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga kemarin sore, daerah yang terendam banjir tercatat 146 desa di 10 kecamatan. Sebanyak 10.476 rumah warga tergenang banjir. Rumah itu dihuni 17.565 jiwa.
”Kecamatan yang terendam, antara lain, Amuntai Tengah, Banjang, Haurgading, Amuntai Utara, dan Amuntai Selatan,” lanjut Khalidijah.
Banjir, menurut dia, juga menyebabkan lalu lintas kendaraan bermotor terhambat. ”Di sejumlah ruas jalan, ketinggian air mencapai 40 sentimeter. Banyak kendaraan, terutama sepeda motor, yang berusaha melewati banjir akhirnya mogok, termasuk di jalan trans-Kalimantan pada ruas Amuntai-Tanjung,” lanjutnya.
Tak hanya rumah dan jalan yang terendam, sejumlah perkantoran di Amuntai pun demikian. Ketinggian air di kota itu bervariasi, mulai dari 20 sentimeter.
Ada dua desa yang ketinggian air di dalam rumah warganya mencapai 1 meter, yakni Patarakan dan Tambalangan di Kecamatan Amuntai Tengah dan Bajang. Akibatnya, warga mengungsi ke rumah tetangga yang lokasinya lebih tinggi. ”Kedua desa itu dekat sungai dan wilayahnya rendah,” kata Khalidijah.
Menurut dia, banjir terjadi akibat luapan Sungai Tabalong dan Balangan. Sebanyak 60 persen wilayah Hulu Sungai Utara adalah rawa dan lebak.
Sekolah libur
Data dari Humas Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, 86 gedung TK, 79 SD, 2 SMP, dan 1 Madrasah dilanda banjir. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Hulu Sungai Utara Heri Priyanto, akibat kondisi yang demikian, siswa TK dan murid kelas I-III SD terpaksa diliburkan.
”Mereka masih kecil-kecil sehingga diliburkan sejak Selasa dan belum tahu kapan masuk. Menunggu situasi memungkinkan karena saat ini ketinggian air di dalam kelas masih 25-40 sentimeter,” ujar Heri.
Kemarin siang ketinggian air di Kecamatan Astambul, Banjar, juga naik. Ini merupakan luapan air sungai ketiga dalam 20 hari terakhir. (WER)
Post Date : 23 April 2010
|