10.226 Rumah Terendam Banjir

Sumber:Suara Merdeka - 27 Februari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SURAKARTA - Sedikitnya 10.226 unit rumah terendam air saat banjir menerjang Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Rabu (25/2) malam hingga Kamis (26/2) dinihari.

Menurut Camat Hasta Gunawan, rumah yang terendam tersebar pada 122 RT, 35 RW, dan lima kelurahan, masing-masing di Kelurahan Sumber, Banyuanyar, Kadipiro, Nusukan, dan Gilingan. ‘’Kendati air mulai surut sejak Kamis pagi, itu masih menyisakan masalah. Beberapa sekolah terpaksa meliburkan siswa lantaran material lumpur yang dibawa air menutup lantai ruang kelas, dan harus dibersihkan. Beberapa perabot dan peralatan sekolah juga rusak,’’ jelas dia, kemarin.

Proses pelayanan publik di kecamatan, kelurahan, dan puskesmas juga terganggu, seperti di kantor Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Banyuanyar, dan Puskesmas Banyuanyar yang paling tinggi genangannya.

Kemudian, sebanyak 858 lembar blangko formulir kartu keluargadan 2.374 blangko kartu tanda penduduk (KTP) di kantor kecamatan rusak dan tidak bisa dipakai. Demikian pula dengan 30 blanko akta kelahiran, 50 buku registrasi, dan 5 buku pencatat akta juga rusak.

Perangkat komputer untuk memproses pembuatan kartu-kartu itu juga rusak. ‘’Sementara pembuatan kartu KK, KTP, dan akta kelahiran dipindah ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Sriwedari,’’ kata Kepala Dispendukcapil Mamik M Hadi, sebelum mengikuti rapat koordinasi soal banjir di Balai Kota Surakarta.

Menurut Camat Hasta Gunawan, dua rumah hanyut dan talut di Taman Sekartaji yang baru saja diresmikan, ikut ambrol akibat air di Kali Pepe dan Kali Anyar meluap. Beberapa mobil milik warga tersangkut, terpental, dan rusak akibat derasnya arus air. Beberapa fasilitas umum seperti jalan dan lapangan juga rusak. Dua warga tewas tersetrum ketika rumahnya kebanjiran, yakni Saidi Sudiarso (55) warga Plelen RT 5 RW 5 Kelurahan Kadipiro, dan Slamet Sudaryono (31), warga Seruni RT 2 RW 2 Kadipiro.

Hasil rapat koordinasi soal banjir merekomendasikan perlunya percepatan pembangunan drainase yang rusak, baik yang menggunakan dana APBN maupun APBD. Menurut Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Kesra, Budi Suharto, perbaikan itu cukup penting untuk mengantisipasi banjir di Solo, khususnya akibat luapan air Bengawan Solo.(G8-76)



Post Date : 27 Februari 2009