10.000 Rumah Terendam

Sumber:Suara Pembaruan - 15 Desember 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[PALANGKA RAYA] Sekitar 10.000 rumah warga pinggiran bantaran Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah (Kalteng) tenggelam diterjang banjir. Air meluap tinggi sejak empat hari lalu juga menenggelamkan ladang dan ternak peliharaan warga. Banjir kali ini cukup besar dan terus naik seiring hujan yang terjadi setiap malam hingga tadi malam.

"Tidak kurang 10.000 rumah warga yang tinggal di pinggir Sungai Kahayan terendam banjir," kata Ades (49), warga Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng kepada SP, di Palangka Raya, Selasa (15/12).

Kalau dulu, warga sekitar menyambut gembira banjir datang karena dapat memanfaatkan air banjir untuk mengeluarkan kayu tebangan dari dalam hutan. "Kini, selain kayu sudah menipis, kami dilarang keras menebang kayu karena dianggap melakukan kegiatan pembalakan liar, meski mencari kayu untuk keperluan membuat rumah sendiri," katanya.

Semangat warga merayakan Natal tahun ini buyar. Gedung gereja yang setiap tahun menjadi tempat dilakukan perayaan Natal, lantainya terendam air sehingga tidak mungkin dilaksanakan kegiatan, kata Tanun (64), warga Desa Rasau, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau.

Ulen (29), warga Desa Tumbang Rungan, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya mengatakan, banjir kali ini paling besar dalam tiga tahun terakhir ini. Warga desa menderita akibat luapan air sungai. Warga yang hidup bergantung dengan menyadap karet tidak bisa menyadap karena terendam air.

Pekerjaan musiman seperti mencari ikan yang kerap kali dilakukan setiap musim banjir, kini ikan tidak ada sama sekali. Mencari ikan untuk makan sehari-hari sulit, apalagi mengharapkan dijual. Kini masyarakat kebingungan. Beras banyak dijual pedagang, tetapi uang tidak ada, katanya.

Membantu

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pulang Pisau Suhaimi mengatakan, mereka kini sudah menurunkan tim untuk membantu masyarakat yang terancam kesulitan mempertahankan hidup sehari-hari sebagai dampak banjir Sungai Kahayan.

Akhir tahun 2009 merupakan cobaan sangat berat bagi warga yang hidup di pinggiran Sungai Kahayan. "Kami berdoa saja agar ini tanda akhir zaman dan tahun 2012 betul-betul terjadi kiamat, agar penderitaan masyarakat bisa cepat terhapus. Percuma hidup begini. Tuhan telah memberikan sesuatu untuk hidup seperti menebang kayu atau mencari emas, tapi semua dilarang oleh pemerintah," kata Ades.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk lebih mewaspadai ancaman banjir yang berpeluang melanda sejumlah daerah maupun kabupaten di Sumatera Utara (Sumut).

"Peluang banjir masih mengancam daerah sampai menjelang akhir bulan Desember 2009," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Stasiun Wilayah I Polonia Medan, Firman.

Menurut Firman, intensitas curah hujan masih tinggi pada malam hari dan kondisi kelembaban cuaca dengan intensitas 50 sampai 100 milimeter. Ancaman banjir besar kemungkinan terjadi juga akibat musim, laut China Selatan.

"Gelombang air saat musim ini lebih dari tiga meter, sehingga bisa mempengaruhi sejumlah daerah wilayah timur, seperti Medan, Langkat, Serdang Bedagai, dan lainnya. Ancaman ini perlu untuk diantisipasi," katanya.

Tingginya curah hujan pada malam hari di sejumlah daerah bisa berdampak pada meluapnya air sungai. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di pinggiran daerah aliran sungai untuk waspada. [106/146/080/070/142/ WMO/149/155/156/152/153]



Post Date : 15 Desember 2009