10.000 KK di Maros Krisis Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 28 Mei 2009
Kategori:Air Minum

MAKASSAR (SI) – Warga Kabupaten Maros yang bermukim di Kecamatan Bontoa dan sekitarnya mengalami krisis air bersih. Sekitar 10.000 kepala keluarga (KK) di daerah itu kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum dan mencuci.

Warga terpaksa menampung air hujan untuk dikonsumsi karena air sumur warga sudah sejak lama terkontaminasi air laut sehingga rasanya menjadi asin. Hal tersebut karena permukiman warga terletak tidak jauh dari sungai dan laut. Ketua Komisi IV DPRD M Ruslan yang melakukan peninjauan di Bontoa, kemarin mengungkapkan kondisi penduduk di daerah itu sangat memprihatinkan.

Untuk dapat memperoleh air untuk dikonsumsi, warga terpaksa membuat kolam di tengah sawah untuk menampung air hujan. "Saya datang langsung melihat penampungan air hujan di tengah sawah itu.Kondisi warga di sana sungguh memiriskan hati," ujar Ruslan.

Dia mengingatkan pemerintah setempat segera mencari jalan keluar masalah yang dihadapi warga di wilayahyang berjarak sekitar 10 kilometer dari Ibukota Maros itu. Desa yang tergolong paling parah adalah Desa Bontobahari dan Pajukukang."Ini butuh perhatian serius pemerintah. Soalnya yang dilakukan warga di sana sudah sangat berbahaya bagi kesehatan mereka," ujar dia.

Anggota DPRD dari Fraksi Golkar ini mengaku sudah berulangkali mempertanyakan ini ke PDAM setempat tapi jawabannya hanya berupa janji untuk diperhatikan. Dia juga mengaku sudah meminta Dinas Pertambang dan Energi (Distamben) Sulsel melakukan pengeboran, namun hasil survei Distamben menunjukkan tidak ada air tawar yang dikandung tanah di sekitar permukiman penduduk.

Direktur PDAM Maros Sanusi yang dikonfirmasi membenarkan krisis air yang dialami warga di sebelah utara ibukota Maros itu. Menurut dia,jumlah KK yang kesulitan air bersih mencapai 10.000 KK.PDAM sejauh ini sudah membangun instalasi pipa,namun tidak semua bisa terjangkau.

"Kami sudah melakukan pembangunan jaringan pipa ke daerah itu,namun kapasitasnya masih sangat terbatas. Butuh waktu untuk menjangkau semua daerah," jelas dia. Sanusi bertekad membangun instalasi di Bontoa dan sekitarnya tahun depan.Departemen Pekerjaan Umum (PU) disebutkan sudah bersedia membantu. "Kami harapkan tahun depan masalah di sana sudah terselesaikan," tandas dia. (bakti m munir)



Post Date : 28 Mei 2009