Setelah kain 100 meter dengan 651 motif batik Probolinggo memecahkan rekor
Museum Rekor Indonesia (Muri) pada 8 Oktober 2010 silam, kali ini sampah
memecahkan rekor serupa. Kali ini Kota Probolinggo memecahkan rekor Muri dengan
1.141 orang membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah.
”Rekor
sebelumnya, pada 2010 lalu, sebanyak 347 orang di Jogjakarta membuat mainan
anak-anak dari bahan sampah. Kali ini Probolinggo dengan 1.141 orang membuat
kerajinan dari bahan sampah,” ujar Senior Manager Muri, Paulus Pangka, saat
penyerahan rekor Muri di Taman Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kota
Probolinggo, Minggu (7/7).
Pembuatan
kerajinan dari daur ulang sampah di Kota Probolinggo itu masuk rekor ke-6.063
di buku catatan Muri. Awalnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo
menargetkan sebabnyak 1.000 orang terlibat dalam daur ulang sampah menjadi
kerajinan. ”Setelah kami hitung, melebihi target yakni, sebanyak 1.141 orang
terlibat pembuatan kerajinan dari bahan sampah,” ujar Paulus.
Dengan
demikian rekor Muri di Jogjakarta dengan 347 orang, 17 November 2010 silam
dipecahkan Kota Probolinggo. Soalnya Muri mematok pemecahan rekor dengan
kenaikan 10% dibandingkan rekor sebelumnya.
Sementara
itu Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup (Sesmen LH), Hermien Roosita, yang
hadir dalam pemcehan rekor Muri itu memuji langkah Pemkot Probolinggo dalam
pengelolaan sampah. ”Pengelolaan sampah harus inovatif, tentu saja ujungnya
adalah ’3R’ yakni, Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), dan Recycle
(mendaur ulang),” ujarnya.
Walikota
HM. Buchori mengatakan, Kota Probolinggo patut berbangga karena Taman
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota
Probolinggo tahun ini ”dinobatkan” sebagai TPA terbaik se-Indonesia. ”Meskipun
namanya TPA, di sini tidak ada bau, tidak ada lalat. Karena sampah dikelola
dengan baik, kami bahkan kekurangan sampah untuk diolah,” ujarnya.
Proses
pemecahan rekor Muri di TPA itu dimulai sekitar pukul 09.00. Berbagai kelompok
masyarakat duduk lesehan di bawah tenda untuk membuat beragam kerajinan dari
bahan sampah non-organik seperti, plastik, kaleng, serpihan kain, hingga
potongan logam dan kawat.
Akhirnya
beragam kreasi pun dihasilkan sebanyak 1.141 orang yang ”menyulap” sampah
menjadi barang kerajinan. Mulai bunga, kap lampu, hingga mainan anak-anak.
Lelang
Even
pemecahan rekor Muri di Kota Probolinggo juga diwarnai dengan lelang tiga hasil
kerajinan berbahan sampah. Hasil kreativitas Sesmen LH, Hermien Roosita laku
dilelang Rp 10 juta. Kreasi Direktur PT Kayaba Indonesia, Kusmayadi laku Rp 9
juta. Sementara itu hasil kerajinan Walikota HM. Buchori laku paling tinggi
saat dilelang, Rp 12,5 juta.
”Uang
Rp 31,5 juta hasil lelang kerajinan dari bahan sampah itu kami sumbangkan ke
GNOTA (Gerakan Nasional Orangtua Asuh, Red.),” ujar walikota.
Agar
pemecahan rekor Muri itu tidak sekadar ritual, Pemkot Probolinggo akan
”menularkan” managemen pengelolaan sampah itu ke sekolah-sekolah. ”Nanti ada
MoU dengan sekolah-sekolah terkait pendidikan lingkungan hidup termasuk di
dalamnya soal pengelolaan sampah,” ujar HM. Buchori.
Walikota
mengaku, bersama jajaran Pemkot Probolinggo biasa rapat kerja di TPA di kawasan
pantai utara (Pantura) itu. ”Bahkan lahan TPA di sebelah timur yang masih
kosong akan kami buat lapangan golf mini. Biar pengusaha yang hobi golf tidak
jauh-jauh ke Malang untuk main golf,” ujar politisi PDIP itu.
Post Date : 10 Juli 2013
|