|
Medan, Kompas - Reza Reskan (4) tewas setelah terperosok ke dalam parit dan terseret arus banjir di Dusun VI, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Rabu (7/11). Banjir di Serdang Bedagai yang berlangsung sejak Minggu lalu belum surut lantaran hujan lebat di daerah hulu Sungai Sei Rampah terus terjadi. Reza berjalan melintasi banjir bersama ibunya, Mira Yufiza (29). Saat melewati tepi jalan, Reza tak sadar mendekati selokan. ”Reza terperosok, tenggelam, dan terseret arus. Dia meninggal tak jauh dari tempat dia terperosok,” kata Camat Sei Rampah Fajar Simbolon. Wakil Bupati Serdang Bedagai Soekirman mengimbau warga agar berhati-hati dengan air bah. Anak-anak sebaiknya tak bermain-main di daerah yang terlanda banjir. Selain berbahaya, juga tidak baik untuk kesehatan. Ketinggian air bah di Serdang Bedagai belum surut, sekitar 1,5 meter. Selasa malam, ketinggian air mencapai 1,7 meter. Banjir merendam 2.112 rumah warga di Kecamatan Sei Rampah dan Teluk Mengkudu. Sementara di Kecamatan Dolok Masihul, Sei Bamban, Tanjung Beringin, dan Perbaungan banjir sudah surut. ”Warga kembali ke rumah mereka sejak Rabu pagi,” kata Camat Tanjung Beringin Aminuddin. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Sei Rampah. Dari semua rumah warga yang terendam, sebanyak 2.019 terdapat di Sei Rampah. Tiga sekolah di kecamatan itu juga terpaksa ditutup. Warga yang mengungsi terus bertambah, mencapai 5.310 jiwa. Sebagian dari mereka mulai terserang berbagai penyakit, seperti demam, batuk, diare, dan gatal-gatal. ”Banjir melumpuhkan perekonomian kami sebagai petani,” kata Ahmad Effendi (62), petani di Desa Sei Rampah. Untuk mengatasi banjir, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai menjebol tanggul Sungai Sei Rampah agar air di perkampungan yang terhalang tanggul bisa mengalir ke laut. Selain di Serdang Bedagai, banjir juga melanda sebagian wilayah Kabupaten Deli Serdang. Sembilan desa di Kecamatan Lubuk Pakam pun terendam air bah. Banjir di Kalteng Dari Kalimantan Tengah, Rabu, dilaporkan, jumlah rumah milik warga yang terendam banjir di Desa Samba Bakumpai, Kecamatan Katingan Tengah, bertambah. Banjir juga merendam pasar, tempat ibadah, dan pondok bersalin desa. Kepala Desa Samba Bakumpai Abdul Halim menjelaskan, Senin lalu, banjir merendam 174 rumah. Namun, Selasa, 213 rumah di desa itu kebanjiran. Rumah itu dihuni 286 keluarga. Ketinggian air 20-160 sentimeter. Hujan deras yang setiap hari turun di wilayah pesisir barat dan selatan Aceh dalam seminggu terakhir juga mengakibatkan banjir di Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Singkil. Banjir menggenangi ribuan rumah warga dan jalan serta merusak tanaman sawit. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Barat Ahmad Dadek menuturkan, banjir terparah terjadi di Kecamatan Woyla Timur, terutama di Desa Ateung Teupat, dengan air setinggi 60 sentimeter. Di Singkil, banjir melanda ibu kota kabupaten itu. (MHF/BAY/KOR/EGI/HAN) Post Date : 08 November 2012 |