1.587 Jiwa Tak Lagi Minum Air Hujan

Sumber:Kedaulatan Rakyat - 13 Januari 2007
Kategori:Air Minum
WONOSARI (KR) - Kebiasaan minum air hujan bagi 1.587 jiwa warga Desa Pacarejo dan Candirejo, Kecamatan Semanu, kini tak lagi dilakukan. Bahkan, sejak kemarau lalu sudah dapat menikmati air dari Perusahaan Air Minum (PAM). Warga bergotong royong membangun jaringan dengan swadaya masyarakat sebesar Rp 31 juta, kata Camat Semanu Drs Sujarwo Msi didampingi Sekcam Drs Wastono menjawab pertanyaan KR di kantornya, Rabu (10/1).

Padahal sebelumnya daerah Semanu selatan ini selalu didera kesulitan air. Wilayah ini termasuk kawasan dropping air dari pemerintah. Jika tidak kebagian pembagian air gratis, penduduk akan membeli dari pada pedagang swasta untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Satu tanki air harganya sekitar Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu, kata beberapa warga setempat. Padahal, daerah ini ada jaringan pipa air dari Goa Bribin dan Seropan, tetapi tidak pernah dialiri air. Sehingga penduduk tetap kesulitan air.

Upaya membangun sinergi dalam mengatasi kesulitan air yang sudah menjadi tradisi, ternyata setelah dilakukan komunikasi dan motivasi masyarakat tergerak untuk bersama-sama mengatasi persoalan tersebut. Setelah dilakukan koordinasi dengan Pemkab Gunungkidul, masyarakat kemudian berswadaya untuk memindahkan jaringan pipa yang selama ini tidak teraliri air. Dan ternyata tiga pedukuhan, masing-masing di Ngampo, Desa Pacarejo dan Pace serta Bulu, Desa Candirejo sudah dapat menikmati air bersih dari proyek Bribin dan Seropan.

Secara rinci, di Ngampo dapat mencukupi 277 KK terdiri 933 jiwa, panjang pipa 1,5 km. Di pedukuhan ini swadaya masyarakat mencapai Rp 15 juta. Di Pedukuhan Pace 101 KK terdiri 277 jiwa, dengan panjang pipa 700 meter, swadaya Rp 8 juta. Di Pedukuhan Bulu 131 KK terdiri 377 jiwa, panjang pipa 1 km dengan swadaya Rp 9 juta.

Tekat masyarakat untuk berswadaya ini yang perlu diacungi jempol. Walaupun untuk mendorong ke sana bukanlah pekerjaan mudah, tetapi kini mereka sudah menikmati hasilnya. Ada yang sudah mempunyai sambungan rumah (SR) tetapi sebagian yang lain masih menggunakan hidran umum, ungkap Drs Sujarwo.

Tahun ini, Drs Sujarwo Msi berencana meneruskan model tersebut dengan target yang akan dicapai lebih luas lagi. Ada sekitar lima pedukuhan, masing-masing Pedukuhan Gemulung, Desa Ngeposari, Pedukuhan Nangsri Lor dan Nangsri Kidul, Desa Candirejo serta Pedukuhan Pacing Lor dan Pacing Kidul, Desa Pacarejo.

Harapannya ke depan tak ada lagi wilayah di Kecamatan Semanu yang kesulitan air di musim kemarau, demikian Sekcam Semanu, Wastono.(Ewi)-b

Post Date : 13 Januari 2007