|
BOGOR Kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS) yang melintas Jakarta menyebabkan setiap musim hujan justru kehilangan air sebesar 1,5 miliar meter kubik. Dampak kehilangan sebanyak itu membuat Jakarta krisis air, terutama pada sumber-sumbernya di bawah tanah. Hal tersebut dikemukakan pakar konservasi lahan DAS Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Naik Sinukaban di Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/8) siang. "Jakarta pada musim hujan kehilangan tak kurang dari 1,5 miliar meter kubik," ujar Naik Sinukaban. Padahal air sebanyak itu bisa untuk mencukupi kebutuhan air minum dan air bersih untuk 11 juta penduduk dalam waktu enam bulan, atau mengairi sawah seluas 20 hektare dalam waktu empat bulan sepanjang musim tanam. Dia menyayangkan, kalangan pemerintah tutup mata atas masalah yang tampak di depan mata. Padahal, para pakar, khususnya di IPB, telah merekomendasi agar masalah itu segera ditangani. Dari hasil penelusuran tim perguruan tinggi itu, hampir semua DAS, baik Ciliwung, Cakung, Sunter, Grogol, Pesanggrahan, Cipinang, Buaran, Angke dan Krukut, telah beralih fungsi yang sebelumnya menjadi daerah resapan air. Seharusnya, menurut dia, DAS berfungsi sebagai tandon atau tempat menyimpan air, sehingga ketika musim kemarau tiba tidak perlu risau terhadap ketersediaan air. Kerusakan DAS pun terjadi di Kota Depok, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor hingga Puncak. Menurut Naik, perubahan iklim sebenarnya tak terlalu signifikan dalam mempengaruhi persediaan air di Jakarta. Tapi karena kondisi DAS yang buruk itu justru menimbulkan defisit air, karena setiap musim hujan air menggelontor begitu saja dan merepotkan warga kota karena kebanjiran. Solusinya, menurut dia, perlu diterapkan cara pengelolaan sumber air secara megapolitan atau megapolitan water resources management. Cara ini tak bisa dilakukan oleh satu Pemerintah Daerah saja seperti Jakarta tetapi bersama pemda lainnya di sekitar DKI. Seperti Ciliwung, pengelolaan DAS-nya seharusnya mulai dari Gunung Pangrango hingga ke hilir yang akan melibatkan pula Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Bekasi dan Tangerang. Pelaksanaannya memang harus bertahap, namun sudah saatnya dimulai. [HR/W-5] Post Date : 02 Agustus 2006 |