|
Jakarta, kompas - Sekolah yang terendam banjir atau digunakan untuk tempat pengungsian di seluruh Jakarta, Sabtu (3/2), siswanya terpaksa diliburkan kembali. Jumlah gedung sekolah yang terendam atau dipakai untuk mengungsi itu mencapai 1.498 unit. Dari pengamatan Kompas, sekitar 200 orang mengungsi ke SD Al Abbrar di Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Bangku dan kursi kelas diubah menjadi tempat istirahat warga sehingga tak dapat digunakan untuk kegiatan sekolah. Husni, penanggung jawab pengungsian di SD Al Abbrar, mengatakan sudah ada kesepahaman antara pengelola sekolah dan warga untuk mengalihfungsikan sekolah itu menjadi tempat pengungsian bagi warga RW 07. Penghentian kegiatan sekolah juga dilakukan karena banyak siswa yang rumahnya kebanjiran. Di SD Negeri Petamburan, ruang kelas juga dijadikan tempat pengungsian. Halaman SDN itu juga diubah menjadi posko kesehatan dan dapur umum. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKI Jakarta Silviana Murni, dari 2.158 gedung SD di provinsi ini, sebanyak 1.295 gedung SD atau 60 persen di antaranya terendam banjir. Sekolah itu terendam sebagian atau seluruhnya sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Selain SD, sebanyak 174 gedung SMP juga terendam banjir sehingga aktivitas belajar mengajar terganggu. Siswa yang telanjur datang ke sekolah akhirnya memutuskan pulang ke rumah. Silviana mengatakan, saat ini aktivitas belajar mengajar di sekolah yang tidak terendam banjir atau tak menjadi tempat pengungsian masih berlangsung seperti biasa. Selain itu, 30 gedung SMA di Jakarta juga terendam banjir. Jumlah gedung SMA yang tergenang air paling banyak terdapat di Jakarta Timur, yang mencapai 11 unit, di Jakarta Utara (sembilan SMA), di Jakarta Barat (delapan sekolah), dan di Jakarta Selatan dua sekolah. Menurut Kepala Humas Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Yusen Hardiman, pengelola sekolah sudah diminta mengamankan dokumen penting dan datanya dari banjir. (eca) Post Date : 04 Februari 2007 |