|
PURWOKERTO (Media): Sekitar 1,4 juta warga di 10 kabupaten dan kota di Jawa Tengah (Jateng) bagian barat terancam krisis air bersih. Sepuluh kabupaten tersebut yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, kemudian Pekalongan, Pemalang, Tegal, Kota Tegal, Brebes, serta Kabupaten Batang. Menurut Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga Badan Koordinasi Lintas Kabupaten dan Kota (Bakorlin) Wilayah III Djoko Supono, dari 10 kabupaten dan kota yang potensial kekurangan air bersih terdiri dari 102 kecamatan dan 464 desa. ''Jumlahnya mencapai 306.370 keluarga atau 1,4 juta jiwa,'' paparnya. Djoko mengatakan mereka membutuhkan sedikitnya 14 ribu tangki dengan volume 4.000 liter untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Kebutuhan itu tidak bisa ditopang sepenuhnya oleh Bakorlin karena di Bakorlin hanya tersedia 2.700 tangki. ''Oleh karena itu, kita ajukan persoalan tersebut langsung ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng supaya kalau nanti sudah ada permintaan resmi dari tiap pemerintah kabupaten dan kota, bisa ditambah bantuannya oleh gubernur,'' jelas Djoko. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Sukoharjo, Jateng. Sebanyak 44 keluarga di Dusun Puthuk, Desa Karangmojo, Kecamatan Weru, mengalami krisis air bersih sejak sepekan terakhir. ''Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, warga terpaksa mengambil dari mata air di dusun tetangga, yang berjarak tidak kurang dari 1 kilometer,'' ujar Sekretaris Desa Karangmojo, Sudarsono, kemarin. Krisis air bersih seperti ini, menurut Sudarsono, bukan yang pertama dialami warga, melainkan hampir setiap musim kemarau hal itu terjadi. ''Hingga saat ini belum diperoleh jalan keluar yang betul-betul tepat. Pemerintah kabupaten selama ini baru sebatas memberikan bantuan air bersih satu tangki kapasitas 8.000 liter,'' ungkapnya. Di Yogyakarta, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Marta menyediakan dua tangki masing-masing berkapasitas 5.000 liter dan empat bak penampungan untuk menyuplai kebutuhan air bersih. Direktur PDAM Tirta Marta, Dachron, mengatakan dua tangki tersebut telah disiapkan di kantor PDAM Tirta Marta, Jalan RW Monginsidi Yogyakarta. Empat bak penampungan disiapkan di Selatan Tugu Yogyakarta, Lempuyangan Wangi, Kebondalem dan bak penampungan di Tegalrejo. ''Setiap satu bak berkapasitas 2.000 liter,'' paparnya. Membuat waduk Sementara itu, selain krisis air bersih, lahan pertanian seluas 9.447 hektare (ha) di Kabupaten Brebes, Jateng, juga rawan kekeringan. Lahan seluas itu tersebar di sejumlah titik, yakni Kecamatan Larangan, Ketanggungan, Wanasari, Bulakamba, dan Kecamatan Tanjung. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes sedang membangun empat waduk buatan di Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Desa Gegerkunci, Kecamatan Songgom, Desa Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, dan Desa Sindangjaya, Kecamatan Ketanggungan. Kepala Sub Bagian Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Brebes Masruri mengatakan pembuatan keempat waduk itu dibiayai APBN sebesar Rp3,5 miliar. Waduk buatan berukuran 1,5 ha tersebut merupakan tempat menampung air saat musim hujan. ''Rata-rata setiap waduk mampu mengairi sawah sekitar 1.000 ha,'' tambahnya. Dilaporkan pula, untuk mengantisipasi ancaman rawan pangan dan paceklik di musim kemarau, Pemkab Wonogiri, Jateng, telah menyediakan anggaran Rp3 miliar yang diambil dari pos dana tidak tersangka. ''Kita tidak ingin melihat rakyat di selatan yang sudah mengalami krisis air setiap musim kemarau, masih harus mengalami kelaparan karena kehabisan cadangan pangan,'' ujar Bupati Begug Poernomosidi, kemarin. (LD/FR/SO/JI/WJ/N-3) Post Date : 11 Juli 2007 |