|
PASURUAN (MI): Sekitar 1.300 keluarga korban banjir di Pasuruan, Jawa Timur, kembali mengungsi karena tempat tinggal mereka tergenang lagi setinggi 1 meter akibat hujan pada Rabu (6/2). Hingga kemarin hanya sebagian yang telah kembali ke rumah masing-masing karena banjir berangsur surut, sehingga ketinggian air tinggal 10 cm. Sedangkan 175 keluarga yang terdiri dari 369 jiwa tetap menempati tenda-tenda, bangunan sekolah, dan musala karena air masih merendam rumah mereka. Warga yang mengungsi adalah penduduk Desa Kedawung Wetan dan Kedawung Kulon, Kecamatan Grati. Sejak terkena banjir pada 30 Januari lalu, mereka sempat kembali ke rumah pada Selasa (5/2) bersama lebih dari 1.700 keluarga dari 11 desa lainnya. ''Warga panik karena hujan deras kembali menggenangi permukiman setinggi pinggang orang dewasa. Oleh karena itu, mereka kemudian kembali mengungsi,'' kata Sekretaris Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan Soenarto, kemarin. Sebanyak 175 keluarga yang hingga kemarin belum berani kembali ke rumah adalah penduduk Dusun Buntaran, Desa Kedawung Kulon. Selama mengungsi, mereka diberi bantuan peralatan memasak dan bahan makanan karena sejak banjir surut, pada Selasa, dapur umum dan petugas satlak sudah ditarik dari lokasi bencana. Dia menyebutkan, total kerugian bencana yang merendam 114 desa di 14 kecamatan hingga kini telah mencapai Rp25,8 miliar. Angka kerugian sebesar itu meliputi kerusakan rumah, sawah, tambak, dan ternak penduduk, serta sarana dan prasarana milik pemerintah. Banjir juga kembali menggenangi empat desa di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, sejak Rabu petang. Ketinggian air di permukiman warga sekitar 60 cm. Padahal, dua hari sebelumnya banjir sempat surut hingga tinggal 10 cm. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kemarin, banjir ketiga kali di Desa Simorejo, Tegalsari, Compreng, dan Desa Mlangi, itu terjadi akibat meningkatnya debit air Bengawan Solo. Menurut sejumlah warga, arus banjir susulan kali ini tergolong deras jika dibandingkan dengan banjir kedua pada awal bulan. ''Air datang sekitar pukul 17.00 WIB dan dengan arus lebih deras daripada sebelumnya,'' kata Zainudin, warga Desa Simorejo, kemarin. Untuk mengatasi banjir di daerah hilir Bengawan Solo, Bupati Wonogiri, Jawa Tengah, Begug Poernomosidi mengajak bupati di wilayah hilir membantu membangun bendungan di bagian hulu. Sementara itu, banjir di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan seorang perempuan warga Desa Gerodere, Kecamatan Boawae, bersama anaknya terseret arus. Perempuan bernama Imelda Wea, 29, ditemukan tewas dua jam kemudian, sedangkan putrinya, Rosfirgina Taso, 5, hingga kemarin belum ditemukan. Di Kabupaten Sidoarjo, banjir yang menggenangi delapan desa di Kecamatan Porong, kemarin, mulai surut. Tetapi warga kini kesulitan mendapatkan air bersih. (BN/YK/HS/WJ/PO/LD/N-1) Post Date : 08 Februari 2008 |