|
Jambi, kompas - Curah hujan yang meningkat beberapa hari terakhir menyebabkan 1.216 hektar lahan di wilayah Kota Jambi tergenang air. Lahan tersebut, antara lain, meliputi kawasan industri, pertanian, dan peternakan. Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Jambi Nino Guritno di Jambi, Rabu (10/9), mengatakan, selain itu, 91 desa di dataran rendah yang tersebar di sejumlah kecamatan juga terancam banjir. Bencana tersebut bisa terjadi jika curah hujan semakin tinggi. ”Untuk mengantisipasi kerugian dan korban yang ditimbulkan, warga yang bermukim di daerah tersebut diimbau tetap waspada,” ujar Nino. Bagi warga dan pengusaha yang berada di lahan rawan digenangi air tersebut, sejak dini diminta melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan bila bencana banjir benar-benar terjadi. Khusus bagi warga yang bermukim di bantaran atau sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, diingatkan agar lebih waspada karena arus pasang dan meluapnya sungai terpanjang di Sumatera tersebut bisa terjadi setiap saat. Tingginya curah hujan sejak dua pekan terakhir yang terjadi hampir di semua wilayah di Provinsi Jambi, termasuk daerah hulu Sumatera Barat, meningkatkan debit air Sungai Batanghari. Banjir bandang akibat musim hujan dan meluapnya Sungai Batanghari tidak dapat dicegah dan itu rutin terjadi tiap akhir tahun dan harus dihadapi warga yang bermukim di dataran rendah serta bantaran sungai. Upaya yang dapat dilakukan hanya meminimalisasi tingkat kerugian dan mencegah timbulnya korban jiwa. Berbagai cara terus dilakukan, seperti membangun drainase dalam kota serta menyelamatkan harta benda dan ternak ke tempat yang jauh lebih tinggi. ”Pemerintah telah mempersiapkan sejumlah rencana untuk mengurangi kerugian yang lebih besar jika Sungai Batanghari meluap. Namun, warga juga harus mengambil langkah yang tepat,” ujar Nino. (Antara/BOY) Post Date : 11 September 2008 |