Tebing Tinggi, Kompas - Hujan yang terus mengguyur daerah Simalungun dan Tebing Tinggi memicu luapan air Sungai Padang. Rabu (30/1), sebanyak 1.094 rumah di empat kecamatan di Kota Tebing Tinggi tergenang air hingga setinggi 1,5 meter.
Banjir mulai merendam rumah warga pada Selasa pukul 23.00. banjir terus menggenang hingga Rabu malam. Air sempat surut, tetapi naik lagi karena hujan makin deras pada Rabu malam. Ketinggian air masih mencapai 1 meter. Banjir terjadi di Kecamatan Rambutan, Bajenis, Padang Hulu, dan Tebing Tinggi Kota.
”Kami sudah merelokasi sekitar 2.100 jiwa atau 700 keluarga ke masjid dan pengungsian lain. Kami berjaga-jaga agar tidak ada korban,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Wahid Sitorus.
Warga mengkhawatirkan kondisi rumah mereka karena tidak ada yang menjaga. ”Saya selamat, tetapi rumah kosong tidak ada yang jaga. Saya khawatir perabotan hanyut ke sungai,” kata Juriyah (54), warga.
Sementara itu, warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Surip Karto Dikromo (74), yang hilang terseret arus Sungai Piring, akhirnya ditemukan Selasa dini hari. Petugas dari Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur mendapati tubuh korban di dasar sungai dengan kondisi telah meninggal.
Kepala Polsek Wungu Ajun Komisaris Heru Kun mengatakan, tubuh korban ditemukan setelah dicari selama hampir dua hari.
Adapun sebagian tanaman padi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ambruk akibat diterpa angin dan hujan deras. Rusaknya tanaman ini akhirnya berdampak menurunnya hasil panen. Darmini, petani di Desa Mojotengah, Kecamatan Kedu, mengatakan, akibat berulang kali diterpa hujan dan angin, sekitar 1.000 meter persegi tanaman padinya berusia 100 hari ambruk.
Karena belum memasuki usia panen, tanaman padi tersebut tetap dibiarkan tumbuh di sawah hingga usia 110 hari. Namun, karena kondisi tanaman rusak, hasil panen yang diperoleh berkurang dibandingkan biasanya.
”Jika biasanya tiap 1.000 meter persegi tanaman padi saya bisa mendapatkan 5 kuintal gabah kering panen, kali ini hanya 4 kuintal gabah saja,” ujarnya. (NIK/EGI/MHF/JON)
Post Date : 31 Januari 2013
|