1.000 Ton Sampah tak Terangkut

Sumber:Pikiran Rakyat - 01 Juli 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BEKASI, (PR).- Sedikitnya seribu ton sampah rumah tangga masih menumpuk setiap harinya di sekitar perumahan serta sejumlah tempat umum lainnya di Kota Bekasi akibat belum terangkut oleh truk sampah.

Pasalnya, dari produksi sampah sekitar 1.400 ton per hari, truk sampah yang dimiliki oleh Pemkot Bekasi baru bisa mengangkut 36 persennya atau sekitar 400 hingga 500 ton per harinya.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Kebersihan Kota Bekasi Abi Hurairah, Rabu (30/6) membenarkan jika baru sekitar 29-36 persen sampah di Kota Bekasi yang terangkut. Penyebab utamanya karena angkutan sampah yang dimiliki oleh Pemkot Bekasi masih terbatas.

Ia menjelaskan, berdasarkan asumsi dengan jumlah penduduk sekitar 2,2 juta jiwa, diperkirakan jumlah sampah yang diproduksi mencapai 5 juta liter per hari. Jumlah itu setara dengan 1.400 ton sampah per hari.

"Dengan armada yang ada, maka tidak ada separuh produksi sampah yang bisa diangkut ke TPA (tempat pembuangan akhir) sampah," katanya.

Saat ini, ujar Abi, Pemkot Bekasi baru memiliki 83 unit truk sampah dan sebagian di antaranya ada yang berumur 10 tahun sehingga diperlukan peremajaan. Sampah yang dipastikan masuk ke TPA adalah sampah organik yang dihasilkan oleh sejumlah pasar di Kota Bekasi.

Hal itu lebih karena ada mesin pencacah sampah di setiap pasar di Kota Bekasi sehingga sampah dapat dengan mudah diangkut. Apalagi, TPA Sumur Batu telah memiliki teknologi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik. Hanya, sampah yang diolah baru berasal dari pasar belum sampai ke perumahan.

Lahan kosong

Akibatnya, tutur Abi, masih banyak tumpukan sampah di sekitar permukiman dan perumahan penduduk. Hanya saja, sebagian besar sampah yang menumpuk di lahan kosong itu berasal dari luar permukiman atau perumahan tersebut, sehingga dikeluhkan oleh warga.

Misalnya saja, Iwan (56) warga Jln. Jatimakmur, Kel. Jatirahayu, Kec. Pondokgede, Kota Bekasi. Tepat di samping warungnya ada sebuah lahan kosong yang sering digunakan untuk menumpuk sampah.

"Baunya memang mengganggu. Kalau ada pejabat dari kelurahan ya sering dikeluhkan. Namun, tumpukannya memang enggak berkurang," ujarnya.

Menurut Iwan, hampir setiap hari truk sampah melewati jalur tersebut untuk mengambil sampah di Pasar Pondokgede dan sekitarnya. Namun, entah mengapa lahan kosong itu selalu kelewatan.

"Apa ya enggak kelihatan dari jalan atau memang sudah enggak muat lagi jadi enggak diangkut," katanya mempertanyakan. Keluhan yang sama juga sering diungkapkan oleh sjeumlah warga perumahan seperti Perumnas III serta Kemang Pratama. (A-155)



Post Date : 01 Juli 2010