|
[BEKASI] Sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, pascapenerapan sistem penghitungan menggunakan komputer, diperkirakan berkurang menjadi 5.000 ton dari sebelumnya yang mencapai 6.000 ton per hari. Fenomena menurunnya jumlah sampah tersebut diperkirakan terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya, perubahan penghitungan sampah dari sistem manual menjadi sistem komputer. "Perbedaannya sih tidak signifikan. Sekarang, paling banyak hanya 5.000 ton per hari. Sedangkan selisihnya, ada yang dibuang di luar TPA," ujar Kepala Ketertiban dan Keamanan Unit Pelaksana Teknis TPA Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Afif, kepada Pembaruan, Jumat (12/5). Meski tidak berbeda secara signifikan, lanjutnya, penurunan jumlah sampah yang masuk tersebut tentunya cukup menguntungkan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. "Kan jumlah yang harus dibayar jadi agak berkurang," tambah dia. Namun, kondisi tersebut sejatinya tidak terlalu berpengaruh mengingat uang jasa pengolahan (tipping fee) yang harus dibayar pihak Pemprov DKI kepada PT Patriot Bangkit Bekasi meningkat dari Rp 52.500 menjadi Rp 60.070 per ton sampah. Dia menambahkan, ide penerapan komputerisasi penghitungan jumlah sampah tersebut sejatinya bukan untuk tujuan mengurangi beban tipping fee yang harus dibayar Pemprov DKI. Tetapi, tuturnya, penerapan tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan hasil penghitungan yang lebih tepat lagi. Dahulu, petugas di bagian penimbangan hanya mematok jumlah sampah yang dibawa berdasarkan jenis truk sampah yang mengangkutnya. Untuk truk berukuran sedang, petugas mematok angka delapan ton. Padahal, tidak setiap truk yang masuk ke TPA memuat sampah hingga mencapai daya maksimumnya. [P-11] Post Date : 12 Mei 2006 |